SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 87 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kota Semarang dikategorikan sangat rawan gangguan. Gangguan tersebut tidak hanya terkait kriminalitas, tetapi juga faktor potensi bencana, lokasi terpencil, hingga situasi politik masyarakat di wilayah tersebut memanas.
Hal itu diungkapkan Wakapolrestabes Semarang AKBP Enriko Silalahi saat melakukan pengecekan kesiapan TPS di beberapa titik bersama Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Selasa (16/4/2019).
“Ada sebanyak 87 TPS dikategorikan sangat rawan gangguan,” beber Enriko.
Hal itu telah dilakukan pemetaan wilayah sejak jauh-jauh hari sebelum dilaksanakan Pemilu. Namun demikian, pihaknya menjamin keamanan dan ketertiban serta berlangsungnya pesta demokrasi 17 April 2019. Kepolosian telah menempatkan personel di wilayah rawan tersebut.
Secara pemetaan, ada tiga kategori kondisi TPS, yakni TPS aman, rawan dan sangat rawan. Bagi TPS kategori aman, 8 TPS dijaga dua polisi. Kategori TPS rawan, 4 TPS dijaga dua polisi. Sedangkan TPS kategori sangat rawan, 1 TPS dijaga dua polisi,” katanya.
Pihaknya telah mengerahkan personel untuk mengawal mulai dari distribusi logistik Pemilu seperti surat suara dan kotak suara untuk disalurkan ke PPK dan ke PPS. Termasuk melakukan pengamanan saat pelipatan surat suara.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi saat mengecek TPS 14 di Jalan Kalimas, Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunungpati mengatakan setiap TPS dilaporkan siap melakukan proses pencoblosan Pemilu. Ada beberapa rumor yang menyebut adanya sekelompok orang akan memblokir TPS untuk mengulur-ulur waktu pencoblosan. Hal itu tidak perlu dikhawatirkan, karena keamanan sepenuhnya telah dilakukan. Baik dari TNI/Polri, pemantau, hingga berbagai elemen masyarakat.
“Saya rasa teori memperlambat proses pencoblosan itu tidak akan bisa diterapkan Kota Semarang,” katanya.
Hendi meminta setiap pemilih sebisa mungkin dipantau saat proses pencoblosan agar berjalan lancar tanpa gangguan. Bagi pencoblos lanjut usia perlu dilakukan pendampingan. “Sekali mencoblos hanya memerlukan waktu tiga menit hingga lima menit. Saya yakin Kota Semarang aman,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto