Tinggal bagaimana kamu bisa menerjemahkan tombol, maka kamu lebih bisa memahami emosi kamu.
Emosi, sangat berperan dalam setiap pengambilan keputusan. Agar keputusan tidak sepenuhnya terjadi berdasarkan emosi, kelola emosi itu dengan baik. Anggap seperti video, yang bisa kamu mainkan, dengan tombol yang berbeda-beda.
7 Strategi Kelola Emosi
Pause (Berhenti Sejenak)
Berhenti sejenak. Berpikir, sambil sendirian, menjauh dari orang-orang yang bisa membuatmu terlibat secara rasional atau emosional, agar kamu lebih jernih dalam membuat keputusan. Atau ketika keriuhan dan interupsi datang.
Tekan tombol PAUSE. Ini sama dengan berkata, “Tidak dulu..”, “Sebentar..”, “Beri saya waktu..”.
PAUSE adalah sunyi, diam yang membuatmu mendengarkan diri sendiri, lebih fokus. Kamu bisa lakukan monolog, melihat bayanganmu di depan cermin, atau benar-benar diam, terputus dari koneksi internet sejenak.
Volume (Sekeras Apa)
Lawan bicaramu, jika kamu perhatikan, sering menyesuaikan diri dengan caramu berbicara. Wajar kalau dia bersuara tinggi ketika kamu bersuara tinggi. Kamu lembut, dia lembut. Yang terpenting, kamu tahu, sedang di volume berapa persen. Tenang itu lebih baik. Tidak ikut bernada tinggi. Seperti musik, ada saatnya 1 instrumen bermain sendirian, atau bersamaan, namun yang terbaik selalu diatur pada volume yang pas.
Mute (Bisukan)
Bisukan. Lebih baik diam, ketika kamu sedang mendengarkan.
MUTE adalah lawan dari “interupsi”, merengek, meminta orang lain mendengarkanmu — ketika berkomunikasi. Kamu perlu tahu, kapan sebaiknya berhenti bicara.
Record (Rekam)
Saya tidak bisa bicara sekarang, saya akan rekam dulu. Peristiwa ini penting, saya harus punya dokumentasinya. Saya akan sajikan menjadi lebih baik, setelah saya sunting. Saya harus merekam ini.
RECORD berarti bersedia mendengarkan lagi nanti, dalam konteks berbeda. RECORD berarti kamu menghargai dan mengenangnya, mendengarkan dengan penuh perhatian, menemukan kesalahpahaman dasar yang ternyata baru kamu ketahui. RECORD membawa kamu pada “seni mengamati”, menemukan hal-hal yang selama ini terlewatkan.
Rewind (Mundur)
Saya belum puas, bolehkah saya ulang lagi? Ada bagian yang saya lewatkan.
REWIND membuat saya berkesempatan menikmati kembali. REWIND berarti mendalami pengalaman-berulang. Kemarin saya makan di sini, apa yang terlewatkan di sini? REWIND meminta suatu subject untuk hadir-kembali secara apa adanya. Ketika kamu meminta maaf, berterima kasih, atau meminta pertolongan, sebenarnya kamu sedang menekan REWIND untuk intensitas pengalaman yang lebih baik.
REWIND berarti menilai, melakukan evaluasi, memperbaiki, dan membuat kamu lebih tahu tentang itu.
Fast Forward (Maju Cepat)
Bagaimana kalau kita melompat ke depan? Ini pertanyaan tentang visualisasi gagasan. Seperti apa nantinya ide ini jika berhasil? Lihatlah, kita akan menemukan masalah “di sana”.
Dalam teknik bercerita, menggunakan metode “Before-After-the Bridge”, kita membujuk orang lain dengan cara menunjukkan “masalah”, menceritakan hasil yang bisa kita capai jika masalah ini hilang, dan menunjukkan dengan-cara-apa. FAST-FORWARD membawa orang pada masa depan.
Tekan FAST-FORWARD jika kamu penasaran dengan detail.
FAST-FORWARD membuatmu melupakan detail yang tidak penting, agar proses yang kamu jalankan lebih efisien. Tidak ada gunanya marah pada orang yang tidak penting dalam daftar pesaingmu. Tidak ada gunanya menggunakan cara lama, jika ada yang lebih cepat dan lebih baik.
FAST-FORWARD seperti pertanyaan, “Nanti akan seperti apa?” dan “Lewati bagian ini, lihat intinya di sini..”. FAST-FORWARD bagus dalam mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas.
Slow Motion (Gerak Lambat)
Ada 30fps, atau 30 frame per second dari 1 detik gerakan video.
SLOW-MOTION sangat menghargai detail, menikmati moment. SLOW-MOTION tidak berguna ketika kamu bersikap brutal, larut dalam emosi. SLOW-MOTION menghasilkan pertanyaan, “Untuk apa saya terdiam di sini, tanpa tindakan?”. SLOW-MOTION bagus, sampai menjadi tidak bagus lagi, jika kamu gunakan untuk menunda, patah-semangat, ragu, dan terlalu banyak pertimbangan.
Penjelasan lebih detail tentang strategi kelola emosi di atas, bisa kamu baca dari buku:
EQ Applied: The Real-World Guide to Emotional Intelligence – Justin Bariso
Kindle Edition, English, 210 pages, May 28, 2018, 1370KB
*) Saya tidak berafiliasi dengan Amazon dan ringkasan ini bukan review iklan.