SEMARANG (jatengtoday.com) – Sebanyak 26 armada Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang Koridor IV (Rute Terminal Cangkiran – Stasiun Tawang) kembali berhenti operasional. Alasannya, 26 armada BRT tersebut dinilai melanggar standar operasional prosedur (SOP) karena menggunakan ban vulkanisir.
Dampak dari berhentinya 26 armada Koridor IV ini mengakibatkan pelayanan ke masyarakat terganggu. Sebab, saat ini hanya ada delapan armada Koridor IV yang beroperasi. Ini sebetulnya kedua kalinya Koridor IV berhenti. Sebelumnya belum lama ini Koridor IV juga sempat berhenti beroperasi karena konflik manajemen.
“Sejak Sabtu (5/6/2021) siang, terjadi penghentian operasional armada Koridor IV. Pemberitahuan dari manajemen karena ada masalah teknis, yakni terkait penggunaan ban vulkanisir,” kata salah satu driver BRT Trans Semarang, AR (40), Minggu (6/6/2021).
Dikatakannya, total ada 26 armada BRT yang dihentikan operasionalnya dengan alasan kendaraan tersebut menggunakan ban vulkanisir. “Pada Mei 2021 lalu, semua armada Koridor IV dilakukan uji KIR oleh Dishub, hasilnya diperbolehkan beroperasi,” katanya.
Untuk mengganti ban ori dengan jumlah 26 armada, lanjut dia, diperlukan waktu dan biaya tidak sedikit. “Pihak manajemen juga belum bisa memastikan sampai kapan bisa mengganti ban ori. Sehingga bisa kembali melakukan pelayanan,” katanya.
Sementara driver, AM (45), menilai manajemen operator BRT Trans Semarang memang perlu dievaluasi. Sebab sejauh ini berkali-ulang terjadi masalah yang mengganggu pelayanan masyarakat. “Mogok operasional Koridor IV pada bulan lalu dikarenakan sejumlah pemilik bus menarik armadanya dari operator karena dinilai tidak profesional. Tidak hanya itu, permasalahan gaji telat, hingga gaji tidak standar UMK, kerap dikeluhkan driver,” katanya.
BACA JUGA: Operator BRT Trans Semarang Dipertanyakan, Ada Aduan Gaji Telat dan Ban Vulkanisir
Direktur Utama PT Matra Semar, Operator Koridor IV BRT Trans Semarang, Rahman Amal Romis mengakui, Koridor IV sempat berhenti operasional pada awal Maret 2021. Namun kemudian berjalan normal kembali pada 14 April 2021. “Baru satu bulan beroperasi, BLU meminta semua armada ‘dikandangkan’ lagi pada Sabtu (5/6/2021). Alasannya, karena ban kendaraan tidak memenuhi standar dan harus memakai ban ori semua. Berhentinya operasional setelah kami diberitahu oleh ceklist dari BLU (Jumat, 4/6/2021) malam, bahwa semua ban harus ori semua. Tidak boleh ada yang vulkanisir,” katanya. (*)
editor: ricky fitriyanto