SEMARANG (jatengtoday.com) – Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng akan mendorong potensi wisata heritage. Termasuk atraksi seni budaya. Upaya ini dilakukan untuk menarik wisatawan mancanegara (wisman) berkunjung.
Kepala Seksi Pengembangan Pasar, Disporapar Jateng, Tanti Apriani menjelaskan, wisman lebih tertarik dengan wisata heritage daripada wisata alam. “Jadi kami akan mendorong pengembangan potensi wisata budaya agar lebih mengena untuk wisman. Atraksi budaya dan kesenian akan menyemarakkan potensi wisata di daerah-daerah di Jateng,” ucapnya, Senin (22/4/2019).
Disporapar telah menggelar famtrip bertajuk Jateng on the Spot yang digelar 3 hari, Sabtu-Senin (20-22/4/2019). Famtrip tersebut melibatkan 10 turis dari 8 negara, dengan mengunjungi sejumlah destinasi heritage. Mulai dari Klenteng Cu An Kiong di Lasem Rembang, Kirab Pataka di Museum Kartini Rembang, agrowisata Jollong Pati, hingga Museum Kretek Kudus. Dua pabrik besar juga dikunjungi. Yakni pabrik kacang di Pati dan pabrik rokok di Kudus.
“Kami sempat mampir di Pantai Karangjahe Rembang. Tapi sepertinya mereka kurang antusias. Bahkan banyak yang bilang, pantainya lebih bagus di negara mereka,” bebernya.
Sementara itu, Atabayev Parahat dari Turkmenistan mengaku banyak mendapat informasi menarik dari famtrip Jateng on The Spot ini. Sebab, hampir semua yang dia temui tidak ada di negaranya. “Bahkan saya baru tahu kalau kacang itu di tanah. Saya kira kacang itu pohon,” ucapnya.
Dia mengaku mendapatkan pengalaman baru ketika berkunjung ke museum kretek. Meski bukan perokok, tapi dia sangat tertarik dengan produksi kretek. Sebab yang dia tahu, rokok diproduksi dari mesin. Bukan melinting manual seperti produksi kretek.
“Saya makin tertarik dengan budaya Jawa. Kebetulan, saya juga suka batik. Saya suka batik Jawa. Belakangan ini, kalau mau beli baju baru, saya lebih memilih batik daripada baju biasa,” tegasnya.
Peserta famtrip lain, Nurtilek Kadyrov dari Kyrgyzstan mengaku banyak momen yang tidak bisa dilupakan dari perjalanannya keliling ke Rembang-Pati-Kudus. Baginya, yang paling berkesan saat melihat Kirab Pataka Gema Kartini.
“Di negara saya, tidak ada upacara adat seperti itu. Saat Kirab Pataka, kami juga diberi baju adat untuk dikenakan saat acara. Ini pengalaman yang tidak akan saya lupakan. Nanti, saya akan ajak teman-teman dari negara saya untuk melihat budaya Jawa di sini. Sangat menarik,” ucap pria yang tertarik memelajari bahasa Jawa ini. (*)
editor : ricky fitriyanto