SEMARANG (jatengtoday.com) – Jateng mendapatkan Indonesia Attractiveness Award 2019 Gold dalam sektor Pariwisata untuk kategori Pariwisata Besar. Penghargaan itu diterima Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng, Sinung Nugroho Rachmadi di Jakarta, Selasa (23/7/2019) malam.
Penghargaan diberikan kepada Jateng karena dianggap daerah yang berkomitmen dan sanggup meningkatkan Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dengan strategi yang transparan dan akuntable. Selain itu juga mampu melaksanakan proses inovasi dalam pelayanan publik.
Jateng juga dianggap daerah yang maju dalam ketersediaan sarana prasarana infrastruktur. Potensi dan pengembangan pariwisata dinilai mampu menarik wisatawan, juga memancing kesempatan berinvestasi.
Sinung menerangkan, penghargaan ini merupakan apresiasi, sekaligus pendorong upaya-upaya lompatan yang konkret. “Harus segera dilakukan untuk memajukan bidang kepariwisataan,” ucapnya di Semarang, Rabu (24/7/2019).
Dari datanya pada 2018 lalu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Jateng tembus 680 ribu orang. Sementara wisatawan nusantara (wisnus) sekitar 48 juga orang.
“Jumlah ini tentu masih jauh dari harapan, utamanya wisman yang terkait dengan lama tinggal berwisata di wilayah Jateng,” bebernya.
Karena itu, pihaknya akan terus bergerak cepat menggandeng semua pelaku pariwisata, asosiasi, penggiat pariwisata, komunitas dan masyarakat. Pemkab/pemkot pun perlu dilibatkan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Baik wisman maupin wisnus.
Berbagai upaya pun tengah disiapkan untuk mencapai target tersebut. Seperti mendorong terselenggaranya event-event seni budaya dan pariwisata nasional maupun Internasional sebagai daya tarik kunjungan wisatawan.
Selain itu juga mengembangkan kegiatan sport tourism bertaraf internasional yang bersifat massal dengan mengambil spot-spot destinasi wisata
“Kami juga akan mengembangkan dari 229 desa wisata menjadi 500 desa wisata 5 tahun ke depan melalui Rencana Alokasi Dana Bantuan Desa Wisata secara bertahap mulai Rp 100 juta hingga Rp 1 miliar. Kami pun menjalin kerjasama dengan PTN/PTS melalui KKN tematik di perdesaan untuk pengembangan desa wisata,” tuturnya.
Pihaknya juga terus mengembangkan jejaring kerjasama antardaerah dan Internasional dalam mendatangkan wisatawan. (*)
editor : ricky fitriyanto