SEMARANG (jatengtoday.com) – Pemprov Jateng menargetkan ada 500 desa wisata pada 2024 mendatang. Hingga Juli 2019, baru ada 229 desa wisata yang aktif. Karena itu, Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jateng telah menyiapkan sejumlah terobosan agar geliat desa wisata bisa terus berkembang.
Salah satunya dengan menyiapkan anggaran lebih, serta menggandeng perguruan tinggi untuk membantu membentuk embrio desa wisata lewat mahasiswa KKN. “Beragam strategi kita dorong dari pemberdayaan desa untuk pembentukan desa wisata,” kata Kepala Disporapar Jateng Sinoeng N Rachmadi, Kamis (18/7/2019).
Ditegaskan, melahirkan desa wisata ini tidak sekadar membuat destinasi wisata baru. Tapi menekankan konsep sebuah wilayah yang punya inovasi dan kreasi. Entah dari produk UMKM, seni, budaya, dan lain sebagainya. Dengan begitu, setiap desa wisata di Jateng bakal punya ciri khas masing-masing.
“Desa wisata harus mudah dijangkau dan diakses, serta mudah dikenal. Saya berharap, para aktivis desa wisata ini bisa mempromosikan atau meviralkan desanya di media sosial sehingga masyarakat umum bisa menjadi kepo atau ingin tahu dan berkunjung ke desa tersebut,” ujarnya.
Guna mendorong desa wisata, pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk memajukan pariwisata di tingkat desa-desa. Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi desa dan menumbuhkan lapangan pekerjaan warga setempat.
“Kami untuk pengembangan desa wisata, pembinaan kita anggarkan Rp 450 juta. Untuk Sapta pesona atau infrastruktur, Rp 1 miliar, untuk 10 desa wisata yang membutuhkan,” ujarnya.
Dalam waktu dekat, lanjutnya, Disporapar Jateng juga akan melakukan kegiatan Gelar Desa Wisata di Lapangan Garnisun Kalisari Semarang tanggal 20-21 Juli 2019.
“Pesertanya nantinya akan diikuti desa wisata terbaik dari 35 kabupaten/kota se-Jateng. Temanya desaku mandiri dan desaku sejahtera,” ucapnya. (*)
editor : ricky fitriyanto