SEMARANG (jatengtoday.com) – Candi Borobodur akan diangkat menjadi ‘Bali baru’ untuk menarik wisatawan. Destinasi wisata heritage itu menjadi prioritas pengembangan wisata nasional.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Kepemudaan, Olahraha, dan Pariwisata (Dinporapar) Jateng, Prambudi Trajutrisno mengatakan di provinsi ini sebenarnya sudah bisa dikatakan komplet destinasi wisatanya. Mulai dari destinasi wisata alam sampai buatan dan budaya.
“Candi Borobudur masuk dalam Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) dari pemerintah pusat untuk menarik wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta orang pada 2020 mendatang,” ucapnya, Rabu (3/17/2019).
Untuk bisa mencapai target yang ditetapkan pemerintah pusat, lanjutnya, butuh banyak tangan ikut menanganinya. Tidak hanya pemerintah, tapi juga swasta dan masyarakat sekitar.
“Saat ini, sudah dibuka akses tol sejak Lebaran kemarin. Baik dari barat sampai timur, dan selatan juga. Ini yang menjadikan kami optimistis. Memang kalau kita bicara pariwisata ada 3A yang harus dikembangkan, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan atraksi,” tuturnya.
Lebih lanjut Prambudi menjelaskan, di 2018 lalu jumlah kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 677.168 orang, turun dibanding 2017 yang bisa mencapai 781.107 orang. Sementara, sampai akhir 2020 mendatang diharapkan bisa tercapai 1,2 juta wisatawan mancanegara.
Direktur Destinasi Pariwisata Badan Otoritas Borobudur Agustin Peranginangin menambahkan, pembangunan infrastruktur diharapkan bisa mendongkrak jumlah wisatawan ke Candi Borobudur. Selain jalan tol Trans Jawa, ada bandara baru di Yogyakarta, bandara Solo, serta Semarang.
Menurutnya, Kementerian Pariwisata juga terus aktif mendorong sejumlah event wisata di Candi Borobudur untuk menarik wisatawan datang berkunjung.
“Kami dari Kemenpar juga intens menggalakkan fam trip untuk Borobudur dan sekitarnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kami promosikan ke negara-negara yang memang sesuai dengan karakteristik kita. Kita harapkan, ini bisa memercepat program Bali baru. Tapi, yang paling penting adalah jangan ada yang negatif terkait destinasi wisata,” ujar Agustin.
Dia menjelaskan, wisatawan mancanegara tidak hanya datang dan melihat candi saja tapi juga kekayaan budaya di sekitar Candi Borobudur. Sehingga, dibutuhkan dukungan dari masyarakat dan keberanian investasi dari pihak swasta. (*)
editor : ricky fitriyanto