in

Wabup: Niati Upaya Turunkan Stunting sebagai Dakwah dan Ibadah

Wabup KH Ali Makhsun yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Demak, saat memberikan pengarahan tentang konvergensi penanganan stunting di Kota Wali, yang diarahkannya diniati sebagai ibadah. (istimewa)

DEMAK (jatengtoday.com) – Sehubungan statusnya sebagai isu nasional, maka penanganan stunting harus sinergi antara pemerintah pusat, provinsi dan daerah. Apalagi  presiden telah menginstruksikan bahwa penanganan stunting harus ada upaya konfergensi atau keroyokan.

Maka meski Dinas Kesehatan berada paling depan, namun untuk percepatan penurunan stunting  tetap melibatkan OPD lain. Terlebih Kabupaten Demak tahun 2021 terhitung angka stunting cukup tinggi.

Pada Mini Loka Karya Stunting tingkat Kabupaten Demak tahun 2022, Wabup KH Ali Makhsun menyampaikan, tidak menutup kemungkinan kehadiran tim pendamping keluarga (TPK) dalam upaya mengumpulkan informasi terkait stunting ditolak di desa. “Tidak perlu nglokro. Istilahe wong Jowo, kita semua termasuk TPK justru kudu juweh,” ujarnya, beberapa waktu lalu.

Bahkan di Forum Komunikasi Ulama Umara (FKUU), Wabup yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Demak tak segan mengimbau para kiai dan ulama, agar menyampaikan persoalan stunting dan upaya penanggulangannya di tengah dakwah. Bahwa berjuang menurunkan stunting bagian dari ibadah.

“Sebagaimana firman Allah SWT, hendaklah kalian takut meninggalkan generasi yang lemah. Stunting itu lemah. Karena secara fisik kesehatannya rawan kecerdasannya pun rendah,” kata wabup.

Maka walaupun penurunan stunting tugas negara, tapi juga bagian tugas agama. Menurut Wabup Ali Makhsun,  ulama sebagai tokoh agama wajib pula sampaikan persoalan stunting kepada ibu hamil, ibu nifas serta siapapun sasarannya sebagai dakwah.

Disampaikan, pernah Rasulullah SAW ditolak berdakwah masyarakat Thaif hingga dilempar batu. Karenanya di bawah pohon anggur Rasullullah merenung,  selama Allah SWT tidak marah karena dakwahnya belum bisa diterima, maka Rasulullah tidak akan pedulikan penolakan apapun.

Sampai kemudian hal ekstrim diucapkan, “Seadandainya matahari di tangan kanan dan rembulan di tangan kiri, saya tidak akan menyerah untuk mendakwahkan agama.” Itu lah optimistis  Rasulullah SAW.

Oleh karena itu, Wabup mengajak sebagai bagian ikhtiar, semua yang terlibat penurunan stunting  diniati dakwah dan ibadah. “Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa membantu. Target menurunkan stunting sesuai tercapai harapan, jika perlu melebihi ekpektasi,” optimis Wabup, menyemangati.

Di sisi lain, Kepala Dinas Permasdes P2KB Kabupaten Demak H Taufik Rifai menambahkan, prevalensi stunting di Kabupaten Demak berdasarkan survei status gizi Indonesia sebesar 25,5 persen. Target 2022 stunting turun menjadi 22,16 persen.

“Saat ini sesuai kuota BKKBN terdapat 927 TPK dengan 2.781 personel sebagai ujung tombak penurunan stunting yang tersebar i 249 desa/keluarahan seKabupaten Demak. Tugas mereka menggali informasi untuk mengawal penurunan stunting dengan lima sasaran yakni calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, balita dan batita,” paparnya, didampingi  Kabid Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Maftukhah Kurniawati.

Agustus lalu telah dilakukan audit kasus stunting di Desa Temuroso Kecamatan Guntur dan Tlogoboyo Bonang. Harapannya, hasil yang diperoleh dapat menjadi referensi atau pedoman OPD terkait melakukan intervensi penurunan stunting. (*)