SEMARANG (jatengtoday.com) – Setelah mendapat sorotan nasional, Pemprov Jateng kini mengklaim angka kesembuhan Covid-19 di provinsi tersebut tertinggi nasional. Sebelumnya Jateng menjadi sorotan karena angka penyebaran Covid-19 di wilayah tersebut tertinggi di Indonesia.
Mengutip data Satgas Covid-19 per 30 November 2020, angka kesembuhan di Jateng disebut paling tinggi secara nasional. Yakni ada 1.289 pasien Covid-19 yang sembuh.
Dengan tambahan jumlah pasien sembuh dari Covid-19 tersebut, kumulatif kesembuhan di Jateng bertambah menjadi 39.570 kasus.
Mengenai penambahan pasien terkonfirmasi positif, Jateng mengklaim hanya menyumbang 899 kasus. Dilihat dari jumlah kumulatifnya, provinsi ini masih berada di urutan tiga nasional dengan 55.896 kasus. Masih jauh dari DKI Jakarta yang bertambah 1.099 kasus dan kumulatifnya masih yang tertinggi nasional, yakni 136.861 kasus.
Sementara kasus pasien meninggal harian, Jateng menempati posisi kedua nasional dengan angka 23 kasus. Kumulatifnya urutan ketiga sejumlah 2.363 kasus. Urutan pertama dipegang Jatim dengan menambahkan pasien meninggal sebanyak 32 kasus dan kumulatifnya masih yang tertinggi sebanyak 4.407 kasus.
Melihat data itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengaku belum puas. Menurutnya, data tersebut merupakan dinamika yang belum selesai.
“Saya hanya minta teman-teman di Jateng nggak usah takut. Karena tindakannya sudah benar. Maka kalau hasilnya bagus ya alhamdulillah, cuman kalau datanya beda dan njeglek seperti itu, ya ini akan berpengaruh,” ucapnya usai Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 di kantornya, Selasa (1/12/2020).
Perbaikan data, lanjutnya, sangat penting dalam penilaian masyarakat sekaligus dalam pengambilan kebijakan. Kalau memang jelek, maka harus ada upaya memperbaiki.
“Tapi kan kita nggak enak, kita sudah kerja keras, kepolisian sudah turun masa terus jelek ada apa. Berarti ada yang keliru. Maka, kita sedang terus mengkonsolidasikan ini,” jelasnya.
Dia juga tidak menampik mengenai tingginya angka kesembuhan itu berkorelasi dengan tingginya tes PCR di Jateng. Semakin tinggi pengetesan, maka semakin cepat terdeteksi.
Dia menyampaikan pada seluruh jajarannya agar tidak terpengaruh dengan bullying, cacian dan lainnya. Tetap dites terus-terusan dan tidak boleh berhenti.
“Jangan berhenti, terus dites. Yakinlah bahwa keselamatan itu penting. Soal kita dimarahin orang, itu biasa. Tapi, kita tetep ngetes dan tes kita sudah tertinggi kedua se Indonesia serta dibanding daerah lain yang penduduknya besar, kita tertinggi,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto