in

Terobosan Minum Air Langsung dari Keran, Apa Saja Persiapannya?

SEMARANG (jatengtoday.com) – Indonesia sebagai negara agraris dianugerahi kekayaan alam melimpah, termasuk memiliki pasokan air yang banyak. Tetapi negara ini belum mampu mengelola kekayaan alam tersebut. Bahkan tak jarang sejumlah daerah malah mengalami kekurangan air minum layak konsumsi, air tercemar, hingga kekeringan.

Berbeda dengan sejumlah negara seperti Singapura, Swiss, Selandia Baru, Swedia, dan Kolombia, yang pemerintahnya memberikan kebutuhan air layak konsumsi secara gratis kepada warganya. Bahkan di negera-negera tersebut warga bisa minum air langsung dari keran.

Nah, teknologi itu akan diadopsi dan diterapkan di Kota Semarang. Ini merupakan ujicoba penerapan teknologi di Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Semarang Barat yang saat ini sedang proses persiapan pembangunan.

“Ini menjadi tantangan baru. Saya kira bisa. Apalagi SPAM Semarang Barat nanti semuanya baru. Dijadwalkan April 2019 mendatang mulai dibangun oleh PT Air Semarang Barat (ASB),” kata Plt Direktur PDAM Tirto Moedal Semarang, M Farchan, Rabu (5/12/2018).

Dikatakannya, SPAM Semarang Barat didesain bisa memproduksi air minum yang bisa dikonsumsi langsung di setiap keran rumah masing-masing warga. “Saat ini sedang dirancang teknologinya. SPAM Semarang Barat selain difokuskan memback up kebutuhan air di tiga kecamatan yakni Semarang Barat, Ngaliyan dan Tugu, juga dilakukan switching untuk menyuplai kebutuhan air di wilayah Semarang Tegah dan Semarang Utara,” katanya.

Ini untuk memenuhi kebutuhan air minum di Kota Semarang yang selama ini belum bisa dicukupi oleh PDAM. Selain SPAM Semarang Barat, untuk wilayah Ngaliyan bagian atas, Mijen dan sebagian Gunungpati, akan suplai menggunakan SPAM Jatisari Mijen.

“SPAM Pudakpayung untuk mengaliri kebutuhan air di wilayah Banyumanik. Sedangkan untuk SPAM Kudu, tahun depan juga dibangun. Jadi, saya kira kebutuhan air minum di Kota Semarang relatif aman,” katanya.

Kalau saat ini, Farchan mengakui masih banyak kendala yang dihadapi. Sebab, jaringan pipa PDAM yang sekarang ini digunakan merupakan jaringan lama. “Jaringan pipanya ada kendala, memang lifestyle-nya sudah saatnya dilakukan perbaruan karena usianya sudah tua,” katanya.

SPAM lama otomatis tidak bisa didesain untuk menyediakan air minum yang bisa diminum langsung dari keran. “SPAM lama kami tidak bisa menjawab, karena struktur jaringan pipa di SPAM lama ini sudah sangat lama, sejak ‘zaman londo’ alias ‘zaman bahulak’,” ujarnya.

Nah, untuk SPAM Semarang Barat memang dipersiapkan menggunakan teknologi baru. Pengelola harus bisa membuat dan menerapkan teknologi air minum langsung layak konsumsi dan bisa diminum dari keran. “Jadi, tenang aja, kami akan terus melakukan terobosan dalam dua tahun ke depan,” katanya.

Mengenai tarif, diperkirakan nantinya berkisar mulai Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribuan per kubik. Farchan yakin, tarif tersebut logis dan tidak memberatkan masyarakat. “Kami sudah melakukan survei mengenai tarif. Rata-rata masyarakat menyadari kebutuhan air minum. Kalau dihitung kebutuhan air minum di setiap KK (kepala keluarga) berapa liter setiap bulan, kalau membeli air minum galon menghabiskan biaya berapa per-bulan dan seterusnya,” ujarnya. Hasil survei menyebut bahwa rata-rata masyarakat setuju dan tidak keberatan dengan harga tersebut. Bahkan jauh lebih ekonomis. (*)

editor : ricky fitriyanto