SEMARANG (jatengtoday.com) – Javara Culture di bilangan Taman Srigunting, Kota Lama Semarang berkomitmen untuk menjaga kekayaan rempah-rempah nusantara. Selain menjual rempah siap pakai, resto berkonsep shop, eat, learn ini juga menyediakan hidangan asli Indonesia sarat rempah.
Puluhan hidangan yang dirawarkan di Javara Culture itu merupakan hasil racikan Chef Nanan Wiryono. Awalnya, dia mengaku kesulitan memadukan rempah-rempah yang memang jarang dipakai karena sempat ‘hilang’.
Seperti garam dari getah daun, hingga gula dari daun nipah. Sebab, kadar dan rasanya sedikit berbeda dari garam atau gula pada umumnya. Belum lagi rempah-rempah asal Indonesia Timur yang selama ini tidak pernah disebutkan dalam dunia koki.
“Rempah itu harus diolah dulu sebelum dipakai agar aromanya keluar. Ini pun cukup susah kalau mau dicampuradukan ke makanan agar rasanya enak. Karena biasanya, masakan hanya pakai 5 rempah. Paling umum, cengkeh,” ucapnya.
Selain memanfaatkan rempah-rempah nusantara, pihaknya juga selalu menggunakan produk pangan asli Indonesia. Dia berani menjamin, tidak ada bahan baku impor yang diolah.
“Semua pasokan kami dari petani, nelayan, dan perimba yang menjadi rekan dan binaan Javara Culture,” ucapnya. Total ada 52 ribu petani, nelayan, dan perimba di seluruh pelosok Indonesia.
Yang paling menarik, resto baru ini selalu menggunakan minyak kepala untuk menggoreng. Menggoreng menggunakan minyak kelapa menghasilkan gorengan yang lebih renyah dan kering. Nyaris tidak ada yang melekat di makanan.
Minyak kelapa pernah menjadi komoditas ekspor terbesar dari Indonesia. Tapi sekarang hancur gara-gara minyak sawit atau minyak jagung dipercaya jauh lebih bagus dari minyak kelapa.
“Kami juga punya nasi telang. Jadi nasinya berwarna kebiru-biruan karena dicampur dengan daun telang. Nasi telang ini sangar bagus untuk kesehatan mata,” terangnya. (*)
editor : ricky fitriyanto