SEMARANG (jatengtoday.com) – Setelah para pedagang Barito Blok A-H menyatakan bersedia pindah ke relokasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), ada kendala baru. Yaitu shelter bagi pedagang belum sempurna untuk bisa ditempati.
Pasalnya, belum dilakukan penyekatan dan lantai belum layak. Selain itu, akses jalan menuju lokasi relokasi MAJT tersebut rusak sehingga tempat tersebut tidak kondusif.
“Kendala sekarang ini adalah biaya untuk membuat shelter sementara di MAJT, tidak bisa dianggarkan di APBD Kota Semarang,” kata Ketua Paguyuban Pedagang Karya Mandiri Barito Blok A-H, Rahmat Yulianto, Rabu (29/8/2018).
Tetapi hal itu telah dilakukan audiensi bersama Pemkot Semarang dan DPRD Kota Semarang. “Sudah titik solusi, pedagang bersedia membuat tempat shelternya secara swadaya. Tetapi untuk infrastruktur jalan, lantai kios, harus dibantu oleh Pemkot Semarang. Itu sudah disetujui,” katanya.
Hingga sekarang, 536 pedagang masih menempati shelternya masing-masing di Barito Blok A-H. “Berdasarkan schedule yang disampaikan Dinas Perdagangan Kota Semarang beserta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), saat ini masih dilakukan pengerasan tanah. Dijadwalkan baru selesai 6 September 2018,” katanya.
Sehingga pihaknya akan mulai membuat petak-petak shelter mulai 7-15 September 2018. “Kami akan membuat petak-petak di relokasi MAJT. Teknisnya memang diserahkan kepada kami agar sesuai dengan kebutuhan pedagang,” katanya.
Selanjutnya, 15 September hingga awal Oktober, semua fasilitas shelter akan diseragamkan. “Mudah-mudahan minggu pertama atau kedua bulan Oktober, bisa selesai. Setelah penyiapan shelter pedagang di MAJT selesai, dilanjutkan pemindahan atau boyongan,” katanya.
Pemindahan tersebut, kata dia, ditargetkan paling lambat akhir Oktober. “Mudah-mudahan awal November 2018, semua sudah pindah di relokasi MAJT. Itu schedule yang telah kami tetapkan bersama teman-teman pedagang. Selain itu, sudah kami sampaikan ke Dinas Pedagangan dan Wali Kota,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto