in

Selama PPKM Ada 1598 Pelanggaran Protokol Kesehatan di Kota Semarang

SEMARANG (jatengtoday.com) – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengklaim berdasarkan hasil evaluasi dalam 10 hari terakhir selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Semarang, perkembangan terbaru Covid-19 di Kota Semarang jauh lebih “soft” dibandingkan saat penegakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) beberapa waktu lalu.

Namun demikian, tim gabungan penegakan hukum menemukan 1598 pelanggaran protokol kesehatan selama 10 hari. “Secara umum, kesadaran masyarakat sangat tinggi terhadap PPKM. Meskipun begitu, temuan pelanggaran di lapangan sebagaimana disampaikan Kapolrestabes Semarang ada 1598 pelanggaran, 1265 teguran lisan dan 115 unit usaha disegel. Ini menurut teman-teman di lapangan jauh lebih soft,” kata Hendi sapaan akrabnya saat jumpa pers mengenai perkembangan PPKM di Kota Semarang, Senin (18/1/2021).

Dia mengatakan, dari unsur medis pun demikian. Meskipun secara umum jumlah penderita Covid-19 di Kota Semarang masih di atas 1000 orang, namun peningkatan penderita setiap hari selama 10 hari terakhir mengalami penurunan.

“Kalau sebelumnya setiap hari rata-rata ada 245 orang terkena Covid-19, saat ini rata-rata 150-an penderita setiap hari. Kami lihat perkembangan seminggu ini, mudah-mudahan akan terus menurun,” katanya.

Pertanyaannya, jumlah setiap hari menurun tapi jumlah total penderita Covid-19 masih tetap tinggi? “Ya, angka total kecenderungannya meningkat. Dari tanggal 10 Januari 2021, penderita Covid-19 yang berasal dari luar Kota Semarang tercatat mengalami peningkatan. Kalau sebelum 27,2 persen, saat ini penderita Covid-19 yang dari luar Kota Semarang menjadi 31 koma sekian persen,” katanya.

Meski begitu, lanjut Hendi, pihaknya menyatakan siap menampung penderita Covid-19 dari luar Kota Semarang. “Tidak apa-apa. Tetap kami upayakan dengan pihak rumah sakit, rumah dinas, transit asrama haji, ruang diklat, untuk memberikan pertolongan dan perawatan terhadap semua penderita Covid-19 yang masuk di Kota Semarang,” ujarnya.

Mengenai dampak ekonomi atas diberlakukan PPKM, Hendi tidak memungkiri akan berpengaruh. “Dalam konteks ekonomi pasti berpengaruh. Sebab, operasional dilakukan pembatasan. Misalnya yang sebelumnya beroperasi hingga pukul 21.00 WIB atau pukul 23.00 WIB, sekarang pukul 19.00 WIB sudah tutup. Apalagi sosialisasi kami 75 persen Work From Home (WFH). Kalau kita gencet terus seperti itu, ya pasti berdampak dari sisi ekonomi,” katanya.

Menurutnya, hingga hari ini masyarakat Kota Semarang masih harus terus belajar berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. “Kalau selama dua minggu ini (11-25 Januari 2021) bisa disiplin memerangi Covid-19, maka tanpa ada PKM pun mereka harusnya sudah paham. Ke mana-mana harus pakai masker, jaga jarak, cuci tangan dan seterusnya. Maka kami yakin angka penderita akan semakin turun,” katanya.

Jumlah pelanggaran masih cukup tinggi, menurutnya karena operasi penertiban yang dilakukan oleh tim gabungan tegas memberikan sanksi. “Harapannya minggu berikutnya jumlah pelanggaran akan semakin turun,” katanya.

Setelah tanggal 25 Januari 2021, apakah PPKM di Kota Semarang akan dilanjutkan atau dihentikan?  “Kalau setelah tanggal 25 Januari, angka Covid-19 menurun, ya kami akan longgarkan. Tapi kalau angkanya masih banyak, mau tidak mau harus kembali memperketat PPKM lagi. Covid-19 ini belum selesai, maka kami mengingatkan bagaimana masyarakat harus bisa berdampingan dengan Covid-19, tapi dengan protokol kesehatan sehingga bisa melaksanakan aktivitas dengan aman,” katanya.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan, selama PPKM diberlakukan, hingga saat ini ada 19 ruas jalan yang dilakukan penutupan. “Penutupan mulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 21.00 WIB, akan terus kami lakukan evaluasi,” katanya.

Menjawab pertanyaan mengapa masih banyak pelanggar lalu-lintas yang menerobos penutupan arus, pihaknya mengaku akan meningkatkan sosialisasi. “Kami sudah share terkait perubahan dan penutupan sejumlah jalan di Kota Semarang melalui media sosial. Adanya pelanggar yang melawan arus, kami akan lakukan sosialisasi lagi,” katanya. (*)

 

editor: ricky fitriyanto

Abdul Mughis