SEMARANG (jatengtoday.com) – Tak bisa dipungkiri, setiap hari hampir setiap manusia terlibat produksi limbah plastik. Namun manusia kerap tak menyadari bahwa sampah plastik beracun menjadi penyumbang terbesar dalam pencemaran laut.
Berbagai upaya pengendalian sampah plastik telah dilakukan, diantaranya kebijakan penerapan kantong plastik berbayar. Tujuannya untuk mengurangi produksi sampah plastik. Kendati upaya ini hasilnya belum tampak optimal.
Lestari Moerdijat menjadi sosok yang cukup konsen memperhatikan upaya pengendalian sampah plastik. Salah satunya mendorong inovasi pemanfaatan limbah plastik menjadi paving block.
“Sampah plastik harus dikelola dengan baik agar keberadaannya menjadi lebih bermanfaat dan tidak merugikan lingkungan. Maka perlu inovasi dalam pemanfaatan limbah sampah plastik tersebut,” kata Rerie kepada jatengtoday.com, Jumat (22/3/2019).
Menurut dia, kebijakan mengenai kantong plastik berbayar perlu dipandang sebagai langkah awal penanganan. Ini perlu disusun secara sistematis, terpadu, dan komprehensif. Sehingga bisa menuju zero kantong plastik. “Tetapi hal tersebut jelas membutuhkan waktu dan proses. Tentu saja bakal menghadapi sejumlah kendala,” katanya.
Dia juga menyebut, penerapan kebijakan kantong plastik berbayar oleh Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Asprindo), terhitung per 1 Maret 2019 lalu memang masih mengundang silang pendapat.
“Hal itu terjadi karena belum adanya kesepahaman di kalangan stakeholder yang terkait langsung di dalamnya. Baik menyangkut faktor konseptual, regulasi maupun operasional di tengah masyarakat,” terangnya.
Oleh sebab itu, lanjut Rerie, sudah saatnya seluruh stakeholder kembali duduk bersama merumuskan dan menyatukan sikap serta pandangan tentang kebijakan kantong plastik berbayar. “Khususnya dari sisi konseptual, otorisasi, regulasi, dan operasional yang komprehensif,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia, sasaran kantong plastik berbayar memang jelas, antara lain untuk mengurangi pemakaian kantong plastik. Konsumen diharapkan akan beralih kepada kantong yang lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Di Jawa Tengah, lanjut dia, upaya pengendalian sampah plastik disusun secara sistematis dengan berbagai inovasi. Salah satunya mengolah limbah plastik menjadi paving block. “Sehingga keberadaan sampah tersebut menjadi lebih berguna. Langkah ini cocok diterapkan di daerah seperti Jawa Tengah,” cetusnya.
Sedangkan di Kota Semarang, masih kata Rerie, kampanye pemanfaatan sampah ini telah dilaksanakan dengan menyasar warga dan para pedagang di Pasar Induk Johar, sejak Februari lalu. Kegiatan serupa sebelumnya juga dilakukan bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya di Pantai Sendang Sikucing, Kabupaten Kendal.
“Tujuannya memberikan informasi tentang dampak ketergantungan konsumsi plastik bagi lingkungan hidup dan mengedukasi warga untuk beralih ke bahan ramah lingkungan,” ungkapnya.
Ia sepakat untuk mendorong warga untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi paving block.
Sementara itu, Manajer Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Dwi Sawung, mengakui sejauh ini kepedulian lingkungan secara umum masih minim. “Pengelolaan sampah di Indonesia masih terbilang memprihatinkan. Perlu keseriusan semua pihak, baik DPR RI dan Pemerintah, maupun stakeholder lain, untuk bersama-sama membangun kesadaran warga, agar pengelolaan sampah lebih baik,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang, Muthohar, mengatakan setiap hari produksi sampah di Kota Semarang mencapai 1.200 ton. “Sebanyak 80 persen di antaranya masuk ke TPA Jatibarang. Sedangkan sisanya masuk di bank sampah untuk dilakukan daur ulang,” katanya.
Terkait daur ulang sampah, pihaknya saat ini dalam proses menyelesaikan program pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Gas Metana TPA Jatibarang Semarang. “Namun memang ada kendala, sehingga penyelesaian proyek ini sedikit molor. Saat ini masih dalam proses penyelesaian. Diperkirakan April 2019, proyek ini bisa diselesaikan,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto