“Namanya juga tahun politik. Kalaupun dollar mencapai Rp 15 ribu, siapa sih yang kena dampak?”
SEMARANG (jatengtoday.com) – Melemahnya nilai tukar rupiah yang digilas dollar AS, diributkan di level elite politik. Apakah hal itu merupakan kesalahan kebijakan pemerintah Presiden RI Joko Widodo?
Anggota Komisi VI DPR RI, Juliari P. Batubara menilai bahwa melemahnya nilai tukar rupiah yang tergilas dollar AS bukan kesalahan Jokowi.
“Bukan hanya terjadi sekarang. Tapi sudah mulai terjadi sejak kurang lebih 10 tahun lalu. Industri di Indonesia ini belum kuat, impor banyak. Bahan makanan saja impor kok. Beras impor, garam impor. Lantas ini kesalahan siapa? Jokowi? Bukan. Ini kesalahan perencanaan dari dulu,” katanya.
Makanya sekarang ini, kata Juliari, tidak ada alasan lain untuk memerkuat industri nasional. Ia mengakui isu dollar naik yang mengakibatkan nilai tukar rupiah melemah ini dimanfaatkan para elite untuk kepentingan politik.
“Harga naik dikit saja dijadikan alat menyerang. Itu biasa lah. Namanya juga di tahun politik. Kalaupun dollar mencapai Rp 15 ribu, siapa sih yang kena dampak? Rakyat kecil? Tidak,” ujarnya.
Menurutnya, justru hal paling berbahaya adalah jika terjadi inflasi tinggi. Sebab, dampak dari inflasi tinggi memengaruhi berbagai lini. Mulai dari level masyarakat bawah, menengah, atas, semua terkena dampaknya.
“Nah, inflasi kita sekarang ini bagaimana? Saya lihat inflasi terbilang sangat bagus. Harga bahan pokok relatif stabil. Tetapi kalau negara seperti Brazil, Turki, Argentina, mata uangnya melemah, inflasinya mencapai dua digit. Maka negaranya sangat terasa,” katanya.
Apakah industri kecil di Indonesia perlu dollar? Menurut Juliari tidak. Sebab, industri kecil di Indonesia hampir rata-rata menggunakan bahan baku lokal. “Tapi kalau ada orang Indonesia yang mau ke luar negeri jalan-jalan, itu terkena dampak dollar. Misalnya ada orang Indonesia punya anak sekolah di luar negeri, sedangkan pendapatannya digaji menggunakan rupiah, dia kena dampak dollar. Industri yang bahan bakunya 80 persen impor kena dampak dollar,” katanya.
Sedangkan untuk ekonomi masyarakat Indonesia secara umum tidak terpengaruh dengan adanya dollar naik. “Industri kecil dan masyarakat secara keseluruhan tidak ada masalah dolar naik. Justru yang paling bahaya adalah kalau terjadi inflasi tidak terkendali,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto