SEMARANG (jatengtoday.com) – Meningkatnya jumlah homoseksual atau lelaki suka lelaki (LSL) enam tahun terakhir di Kota Semarang mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pasalnya, kecenderungan itu membuat penyebaran HIV/AIDS semakin tinggi.
Bahkan, berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Kota Semarang, penyebaran HIV dari perilaku homoseksual justru lebih tinggi dibanding penyebaran oleh Wanita Pekerja Seksual (WPS).
Psikolog RS Elisabeth, Probowatie Tjondronegoro mengatakan, maraknya homoseksual tersebut tak lepas dari faktor media sosial (medsos). Medsos ini menjadi sarana paling efektif untuk berjejaring sesama homoseksual. Bahkan tak jarang ada transaksi online-nya.
“Sekarang marak karena ada medsos. Mereka pada berkomunikasi, sehingga memudahkan jaringan itu meluas,” ujarnya saat dihubungi, Minggu (6/1/2019).
Menurut Probowatie, pada zaman dulu jika homoseksual ingin mencari sesamanya sulit. Sekarang sangat mudah. Tinggal berselancar di internet, transaksi secara online, janjian, kemudian kencan.
“Contoh prostitusi online yang ada sekarang ini, itu kan karena sarananya sangat mudah. Online, jadi, langsung kencan. Fasilitasnya kan banyak. Fasilitas ada, kesempatan ada, tempat ada, niat ada, jadi lagi. Ini yang saya lihat begitu,” jelasnya.
Agar transaksi bisa dilakukan di lain waktu secara mudah, terbentuklah komunitas-komunitas sesama homoseksual. “Sehingga komunitasnya semakin banyak, semakin luas. Seakan-akan tambah banyak dan lebih terorganisir,” kata Probowatie.
Dia melanjutkan, masifnya gerakan di medsos tersebut bisa berpengaruh terhadap orang yang sebelumnya tidak berkecenderungan suka sama sejenis. Sebab, katanya, ada berbagai faktor yang membuat orang menjadi homo, atau suka sama sejenis.
“Selain karena bawaan lahir karena faktor hormonal, bisa juga disebabkan oleh pengaruh lingkungan,” imbuhnya.
Dia menambahkan, meskipun hanya berkomunikasi melalui medsos, itu bisa dikatakan sebagai sebuah lingkungan. Hal itu bisa mempercepat proses alih kecenderungan dari heteroseksual menjadi homoseksual.
Kaitannya dengan penyebaran HIV/AIDS, Psikolog RS Elisabeth itu turut prihatin. Menurutnya, hal itu merupakan sesuatu yang tidak diinginkan. “Meskipun kita tahu bahwa penyebaran HIV kan bukan hanya dari orang homo saja, tetapi pengguna narkoba juga bisa,” jelasnya.
Selaku psikolog, Probowatie berusaha untuk mengingatkan jika ada orang yang memiliki kecenderungan kepada sesama jenis. Apalagi, katanya, tidak ada satu pun agama yang mengajarkan demikian. (*)
editor : ricky fitriyanto