SEMARANG (jatengtoday.com) – Efek yang ditimbulkan dari menenggak air rebusan pembalut, kabarnya seperti sensasi menggunakan narkotika jenis sabu. Tapi ada efek lain, yakni halusinasi yang bisa membuat pemakainya ketakutan. Rata-rata para penggunanya berhenti setelah meminum kali kedua.
Psikolog dari Unika Soegijapranata Semarang, Indra Dwi Purnomo mengaku pernah menangani remaja 14 tahun yang menenggak air rebusan pembalut. Diceritakan, efek setelah menenggak rebusan pembalut, badan terasa ringan. Sayang, ‘fly’ itu dibarengi halusinasi di luar kendali.
“Mereka menuturkan fly, kepala ringan, dan halusinasi tapi seram. Mereka sulit menuturkan kengeriannya. Mereka coba dua kali kemudian berhenti,” katanya, Rabu (7/11/2018).
Masih dari pengakuan para penenggak air rebusan pembalut, mereka lebih suka pembalut bersayap karena kabarnya khasiat ‘fly’ bisa lebih kuat. Ada juga yang pakai popok bayi.
“Jadi mereka merebus dan menunggunya sampai dingin kemudian diminum,” ujarnya.
Biar lebih ‘tinggi’, kadang dicampur dengan obat-obatan lain dengan asal-asalan. Bahkan pernah juga menggunakan pembalut bekas pakai.
Pengkosumsi rebusan pembalut itu rata-rata berusia 13 sampai 16 tahun. Mereka berkelompok 6-10 orang.
“Mereka mengaku efeknya mendekati efek sabu, padahal sebenarnya tidak. Dari sisi psikologis, mereka ini remaja dan sifatnya ingin coba-coba, jadi cari yang menurut mereka murah,” pungkas Indra.
Sementara itu Kepala Bidang Pemberantasaan (Kabid Brantas) Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng AKBP Suprinanto mengatakan dari yang diketahui saat ini di Jawa Tengah pemakainya ada di Pantura Timur seperti Kudus, Pati, hingga Rembang. Namun rata-rata adalah anak jalanan.
“Fenomena ini ternyata sebelumnya sudah pernah ada di Karawang, Bangka Belitung, Yogyakarta. Di Jawa Tengah baru mulai marak,” kata Suprinarto.
Temuan adanya peminum rebusan pembalut itu, lanjut Suprinarto, merupakan hasil laporan warga. Namun BNNP tidak menangani rehabilitasinya karena sudah berada di rumah rehabilitasi dan merupakan wewenang dinas terkait.
“Pertama ketemu itu di Kudus, sekitar 3 bulan lalu. Kita kemudian meminta bantuan kepada Psikolog,” tandasnya.
Sampai kini memang belum diketahui pasti apa kandungan yang membuat pembalut bisa memabukkan. Menurut pemakai, karena gel yang terkandung dalam pembalut. (*)
editor : ricky fitriyanto