DEMAK (jatengtoday.com) – Sebanyak 80 utusan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan pelaku ekonomi kreatif di Kabupaten Demak mengikuti pelatihan peningkatan digitalisasi branding dan inovasi kuliner higienis.
Pada kegiatan yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kabupaten Demak dengan anggaran DAK non-fisik dari Kemenparekraf itu alam rangka mendukungpembangunan bidang pariwisata.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak Endah CahyaRini didampingi Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten DemakKurnia Zauharoh menjelaskan, selain sektor pertanian, UMKM, serta perikanan dan kelautan, pariwisata merupakan soko guru pembangunan daerah Kabupaten Demak.
“Maka berbagai upaya meningkatkan kualitas SDM maupun sarana prasaranapendukung dunia parekraf intensif dilakukan pemda dalamrangka meningkatkan PAD yang berujung kesejahteraan rakyat,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, selama ini Kabupaten Demak masyur dengan dua destinasi wisata religi yakni Makan Sultan Fatah di kawasan Masjid Agung Demak, serta makam Sunan Kalijaga di Kadilangu.
Namun sebenarnya masih banyak potensi desawisata yang belum tereksplorasi, sementara jika ditangani secaraprofesional bisa mendatangkan pemasukan, baik untuk daerahmaupun penduduk lokal.
Berlatar belakang kondisi tersebut, Dinas Pariwisatamenyelenggarakan beberapa macam pelatihan pengelolaan desawisata. Di samping proaktif mempromosikan potensi desawisata maupun produk ekonomi kreatif khas Demak, pada berbagai even pameran pariwisata.
Mengenai pelatihan digital branding, menurut Kurnia Zauharoh, menyusul mewabahnya covid-19 yang berimbas pada menurunnya kunjungan wisata, sehingga pemanfaatan media sosial atau pemasaran online disebut sebagai solusi.
Sedangkan mengenai pelatihan inovasi higienitas sajian kuliner, dimaksudkan meningkatkan nilai jual produk, di samping bagiandari meningkatkan kepercayaan konsumen.
Dalam rangka menguatkan hasil pelatihan, setelah sesi materi, dilanjutkan sesi orientasi lapangan. Peserta dibawa langsung kesalah satu destinasi wisata yang di dalamnya menangani kuliner, sekaligus penjualan produk UMKM, sehingga peserta dapatmengimplementasikan ilmu yang diperoleh selama pelatihan.
Di sela membuka pelatihan dan melepas peserta mengikutiorientasi lapangan, Pj Sekda H Eko Pringgolaksito mengimbau, semua ilmu dan pengalaman yang diperoleh selama pelatihansegera diimplementasikan di desa wisata ataupun pokdarwismasing-masing. Jika perlu bentuk kelompok atau grup diskusi, agar komunikasi tetap terjalin.
“Sehingga jika ada salah seorang mengalami kesulitan bisasaling sharing. Begitu pun jika ada yang berhasil, bisa berbagipengalamannya. Dengan begitu outcome-nya semua desa wisatadan ekonomi kreatif di Kota Wali terangkat bersama-sama,” tandasnya. (*)