SEMARANG (jatengtoday.com) – Pembinaan dan pengembangan ekonomi kreatif di Jateng dinilai belum optimal. Sinergi antara program pemerintah dan pelaku UMKM masih kerap meleset. Karena itu, DPRD Jateng menyiapkan Perda mengengenai Ekonomi Kreatif.
Anggota Komisi B DPRD Jateng, Andang Wahyu Triyanto menuturkan, UMKM tidak bisa lepas dari atmosfer ekonomi kreatif. Termasuk memanfaatkan digitalisasi untuk menarik pembeli.
“Perkembangan UMKM di Jateng sangat besar. Di Jateng UMKM masih mendominasi dari sisi jumlahnya yang mencapai 90,9 persen. Untuk sisanya ada UKM dan IKM. Harapannya, Perda tersebut nantinya bisa menjadi payung hukum UMKM di Jateng,” ujarnya dalam diskusi “Digitalisasi UMKM, Siapkah Merajai Pasar Tanpa Batas” di Semarang, Senin (17/2/2020).
Selain itu, lanjutnya, UMKM merupakan pendukung roda ekonomi rakyat. Jika pelaku UMKM tidak segera menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, ekonomi kerakyatan akan tergilas.
“Industri 4.0 membutuhkan SDM yang mampu beradaptasi. Karena kalau tidak bisa adaptasi di perkembangan 4.0, akan malah didominasi teknologi. Jangan sampai teknologi ini menguasai SDM, tapi harusnya SDM yang menguasai teknologi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Balai Pelatihan Koperasi dan UKM, Dinas Koperasi dan UKM Jateng, Hatta Hatnansya Yusuf memaparkan, pihaknya terus mendorong pelaku UMKM untuk naik kelas. Dia mencontohkan program pelatihan yang selama ini dilakukan.
“Kami mencari tahu, kira-kira pelatihan apa yang dibutuhkan. Nanti akan kami fasilitasi. Jadi bukan top down, dari atas ke bawah. Sudah ada program pelatihan dulu, baru cari peserta,” bebernya.
Selain itu, pihaknya telah mempunyai Hetero Space sebagai tempat pelaku UMKM. Di tempat ini, mereka bisa mendapatkan informasi terkait bagaimana memasuki dunia digital. Pihaknya berharap, para pelaku UMKM bisa menggunakan Hetero Space dalam nantinya mengembangkan usahanya.
Meski begitu, dia mengakui, masih banyak pelaku UMKM yang belum disentuh. “Dari data BPS (Badan Pusat Statistik), ada sekitar 5 juta UMKM di Jateng. Lalu hanya sekitar 160 ribu yang ditangani langsung dinas kami,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto