in

Pengamat : Perilaku Pemilih Jateng Lebih Mantap Sejak Awal

SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah survei banyak yang memublikasikan soal kecenderungan pemilih pada Pilgub Jateng 2018. Sebagian besar mencatat, paslon Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen unggul jauh dari lawannya, Sudirman Said-Ida Fauziyah.

Survei yang dilakukan LSI Denny JA pada awal Juni misalnya. Angka elektabilitas Ganjar-Yasin tembus 54 persen. Sedangkan Sudirman-Ida sangat kecil, hanya 13 persen saja. Hasil survei lain pun tidak jauh dari angka itu.

Pengamat politik dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono menilai, hasil survei tidak melulu bisa dijadikan patokan pemilih. Menurutnya, survei hanya sebatas diagnosis awal. Metode untuk melakukan penjajakan awal terhadap perilaku pemilih. “Kebanyakan lembaga survei hanya bertanya kecenderungan. Kecenderungan itu bisa persis bisa tidak. Bisa saja niatannya pilih calon A, bisa berubah ketika sampai di TPS, beda. Banyak faktor yang memengaruhinya,” jelasnya, Selasa (26/7).

Dia pun memberi catatan, apakah pada saat survei itu menanyakan tentang apakah pilihan itu tetap, atau bisa berubah. Jika tetap, hasil perhitungan suara setelah coblosan bisa jadi hampir sama dengan survei. Tapi jika jawabannya bisa berubah, bisa dipastikan tidak akan sama dengan survei.

“Jadi survei itu harus dipahami konteks suasana dan keadaan saat melakukan. Jadi bisa saja persis, atau bisa mungkin mirip-mirip, atau berubah sama sekali. Karena survei itu hanya diagnosis,” bebernya.

Meski begitu, jika melihat hasil survei yang angkanya terlampau jauh, hasilnya tidak jauh beda. Elektabilitas dan popularitas petahana tetap diatas lawan politiknya. Beda dari DKI dan Jatim yang memang angka surveinya tidak terpaut jauh. “Di dua daerah itu kan jaraknya mepet. Gapnya sedikit. Jadi ada bisa berubah saat pemilihan,” imbuhnya.

Dia juga melihat perilaku pemilih di DKI dan Jateng berbeda. DKI lebih cair, sedangkan Jateng lebih mantap sejak awal. Bahkan, pengaruh debat terbuka yang disiarkan secara langsung di televisi pun tidak banyak. “Pengaruhnya sangat sedikit. Hanya 10 persen. Paling banyak 15 persen, lah,” tandasnya. (ajie mahendra)

editor : ricky fitriyanto