in

Penerapan Teknologi CSA SIMURP, Kunci Keberhasilan Petani

Penggunaan pupuk alami merupakan salah satu teknologi yang dianjurkan dalam CSA guna kelestarian alam.

DEMAK (jatengtoday.com) – Puncak kegiatan penerapan teknologi berbasis Climate Smart Agriculture (CSA) di wilayah Balai Penyuluh Pertanian Wonosalam ditandai dengan Hari Temu Lapangan Petani (Farmer’s Field Day).

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan Sip MM menjelaskan bahwa teknologi CSA atau pertanian cerdas iklim adalah kegiatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak yang didanai melalui program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) Kementrian Pertanian RI.

“Kegiatan ini memungkinkan petani cerdas dalam menghadapi iklim sehingga hasil panen bisa lebih baik,” jelasnya.

Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Tlogorejo ini, dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, PPK SIMURP Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jateng, Forkopimcam Wonosal, Petuga Penyuluh Papangan dan kelompok tani pelaksana kegiatan CSA SIMURP.

Kegiatan FFD diawali dengan panen bersama pada demplot kacang hijau Kelompok Tani Sidorejo. Tanam kacang hijau di MT 3 adalah hal yang biasa di wilayah Kecamatan Wonosalam. Namun, tahun ini budidaya kacang hijau sebagian besar gagal.

“Penyebabnya adalah anomali iklim yang cukup berat. Sebelumnya luas tanam mencapai 3.016 hektar, tahun ini hanya 194 hektar saja yang dapat panen. Serta terjadi penurunan produktivitas yang drastis. Dari rata-rata 1,1 ton per hektar menjadi hanya 0,33 ton per hektar,” kata M Hisam, SP Koordinator BPP Wonosalam.

Sementara itu diantara kegagalan tanam kacang hijau, masih ada beberapa kelompok CSA yang berhasil panen, salah satunya di Kelompok Tani Sido Rejo Desa Tlogorejo.

Salah satu lahan kacang hijau milik Saiful, hasil ubinan menunjukkan produktivitas mencapai 1,8 ton per hektar. Keberhasilan itu karena penggunaan pupuk alami dari fermentasi urin kelinci.

Penggunaan pupuk alami merupakan salah satu teknologi yang dianjurkan dalam CSA guna kelestarian alam. Sistem tanam secara tugal atau ceblok dengan jarak tanam tertentu, pemilihan benih unggul, pembuatan guludan, pembuatan selokan, dan penggunaan pupuk organik merupakan teknologi yang sangat mendukung keberhasilan.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak, Agus Herawan, SIP, MM dalam sambutannya, memotivasi petani yang lain supaya mencontoh keberhasilan budidaya kacang hijau ini. Penerapan teknologi ini merupakan upaya cerdas dalam mensikapi perubahan iklim. Sebagaimana tujuan dalam program SIMURP.

“Pogram SIMURP ini diharapkan adanya peningkatan produktivitas dan pendapatan petani, pertanian yang berkelanjutan serta ketahanan terhadap perubahan iklim. Teknologi yang bermanfaat ini pun sudah semestinya untuk disebarluaskan,” katanya.

Dalam rangka program SIMURP, BPP Wonosalam juga telah melaksanakan kegiatan Training of Farmer (TOF). TOF diikuti oleh 24 orang agen CSA dari poktan utama. Dilanjutkan dengan diseminasi teknologi kepada petani melalui pertemuan tingkat kelompok tani. BPP Wonosalam juga melaksanakan kegiatan pertemuan sosialisasi, pembinaan KWT serta pembinaan KEP SIMURP. (*)