in

Penyuluh Pertanian Harus Mampu Manfaatkan IoT

Sejumlah penyuluh pertanian kini telah memanfaatkan Internet of Things dalam melaksanakan tupoksi penyuluh pertanian.

DEMAK (jatengtoday.com) – Saat ini memasuki era pertanian 4.0. Di era digitalisasi pertanian ini, penyuluh Pertanian harus mempunyai kemampuan di bidang teknologi informasi.

Penyuluh pertanian harus menguasai IT, karena pertanian tradisional sekarang sudah beralih kepertanian modern.

Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Demak Agus Herawan menyatakan bahwa seluruh insan pertanian harus melek teknologi.

“Segala sektor telah menggunakan teknologi. Begitu juga dengan pertanian. Oleh karena itu, kita harus siapkan semua sumber daya manusia agar melek teknologi,” ujarnya.

Agus mengatakan bahwa kita harus bisa memanfaatkan Internet of Things (IoT) dalam proses penyuluhan pertanian. Saat ini bukan saatnya lagi penyuluhan pertanian hanya dengan melakukan lakususi.

“Fungsi penyuluhan itu adalah mengajak dan mendampingi petani agar mau dan mampu mengaplikasikan teknologi untuk menggenjot produktifitas pangan lokal dan untuk sama-sama menghindari krisis pangan global,”jelasnya.

Sejumlah penyuluh pertanian kini telah memanfaatkan Internet of Things dalam melaksanakan tupoksi penyuluh pertanian.

“Tujuan IoT bagi penyuluh pertanian diantaranya mempermudah akses pemasaran hasil pertanian, mempermudah dan mempercepat akses informasi yang kita butuhkan, mempermudah proses komunikasi yang tidak terhalang waktu dan tempat, mempermudah dan mempercepat penyampaian atau penyebaran informasi,” jelas Agus.

Lebih lanjut Agus mengatakan, IoT merupakan perwujudan dari sebuah sistem yang bertujuan mempermudah pekerjaan manusia dengan mengikuti kemajuan perkembangan teknologi dunia.

Manfaat TIK bagi Penyuluh Pertanian yaitu sebagai media informasi bagi para petani, meningkatkan komoditas pertanian, memudahkan untuk berkomunikasi, mempermudah dalam pemasaran hasil pertanian.

“Sedangkan untuk sumber-sumber materi bisa didapatkan di youtube pertanian, Instansi pemerintah, Penyuluh Pertanian, Pengalaman petani, atau Sumber lain,” tutup Agus. (*)