SEMARANG (jatengtoday.com) – Sejumlah Taman Kota yang dibangun Pemkot Semarang hanya enak dinikmati beberapa saat saja. Setelah itu, banyak taman yang rusak karena tak terurus. Ungkapan pandai membuat namun tak pandai merawat agaknya layak disematkan ke Pemkot Semarang.
Taman Halmahera misalnya. Tempat nongkrong bernuansa warna-warni yang berada di Jalan Halmahera, Karangtempel, Kecamatan Semarang Timur, kini mulai terbengkalai. Rumput-rumput liar yang ada di pinggir taman, sudah tak beraturan.
Kondisi tersebut dikeluhkan oleh salah satu pengunjung, Raeni Himawati (19). Menurutnya, sebagai fasilitas publik yang belum lama dibangun, kondisi tersebut jelas sangat disayangkan. Ia menyarankan agar perawatannya lebih ditingkatkan.
“Ya prihatin sih. Harusnya kan dirawat secara berkelanjutan. Kalau rumput-rumput sudah mulai panjang, ya dipotong. Biar dilihat juga enak,” ujarnya saat sedang bersantai di pojok taman, Selasa (2/3/2019).
Dia mengakui bahwa sebagai pengunjung juga mempunyai kewajiban untuk turut merawatnya. Namun, katanya, yang bisa dan lumrah dilakukan paling sekadar menjaga kebersihan dari sampah pribadi, dan tidak merusak fasilitas yang ada. “Itu saja,” imbuhnya.
Pantauan di lokasi, selain masalah rumput liar, akses jalan utama di Taman Halmahera juga sudah rusak. Badan jalan yang berada tepat di atas parit, ambrol. Kondisi tersebut nampak mempersulit bagi pengunjung yang hendak masuk di taman yang diklaim sebagai tempat ramah difabel tersebut.
Saat diklarifikasi terkait hal ini, salah satu penjaga taman, Daniel mengungkapkan, kerusakan pada badan jalan tersebut diakibatkan oleh ulah orang yang kurang bertanggung jawab. Pasalnya, sekalipun tidak diperbolehkan untuk dilewati kendaraan besar, faktanya banyak yang melintasinya.
“Itu kadang buat atret (putar balik) mobil. Jadi cuma atret, nggak masuk sini. Tapi kan itu seharusnya nggak boleh. Akibatnya kan jadi gitu, ambrol, nggak kuat nahan beban,” jelasnya.
Dirinya mengaku sudah melapor ke atasannya di Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang, selaku pihak yang membangun Taman Halmahera. Namun, katanya, kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab Dinas Penataan Ruang (Distaru) Kota Semarang.
Terkait masalah rumput liar, Daniel juga mengakuinya. Sebagai penjaga sekaligus tukang bersih-bersih, katanya ia sudah berusaha untuk merawatnya. Tapi ia merasa kesulitan karena rumput-rumputnya sudah terlalu panjang tak teratur. Sedangkan ia bertugas seorang diri.
“Saya itu bersih-bersih disini sendirian. Nggak sanggup kalau semua dipasrahkan kepada saya. Biasanya kalau sudah semrawut gitu, ada petugas lain yang menangani, biasanya pakai mesin,” ungkapnya.
Tak berhenti di situ. Kerusakan juga bisa dilihat pada fasilitas Wifi yang katanya tersedia secara gratis. Syafira (19) mengaku kesulitan saat hendak mencoba memanfaatkan layanan tersebut.
“Usernya sih ada, tapi tak coba dari tadi nggak bisa-bisa, padahal paswordnya juga udah tanya sama Pak Satpam. Katanya emang gitu, bisa koneknya cuma kadang-kadang,” keluhnya. (*)
editor : ricky fitriyanto