in

Pemkot Cari Investor Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik

SEMARANG (jatengtoday.com) – Penanganan sampah di Kota Semarang menjadi masalah serius yang harus ditemukan terobosan pengelolaan. Saat ini Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang bekerjasama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sedang mempersiapkan proyek pengembangan Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) di Kota Semarang.

Proyek ini menggunakan sistem Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Saat ini, Pemkot Semarang sedang mencari investor yang dinilai kompeten dalam bidang tersebut.

“Kami targetkan, groundbreaking bisa dilakukan akhir tahun ini. Desember harus sudah groundbreaking. Market sounding ini mudah-mudahan bisa cepat dan lancar,” kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Jumat (16/8/2019).

Dikatakannya, proyek Pengelolaan Sampah menjadi Energi Listrik sebetulnya bukan hanya fokus produksi listrik. Namun diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan sampah di Kota Semarang. “Saat ini, produksi sampah di Kota Semarang mencapai 1000 ton per hari. Jika tidak ada teknologi yang dapat mengolah sampah di TPA Jatibarang, tentu akan terus meningkat,” katanya.

Di TPA Jatibarang sendiri, lanjutnya, saat ini juga dalam proses penyelesaian pembangunan pengolahan sampah menggunakan teknologi landfill gas dengan menghasilkan 0,8 megawatt. Proyek PSEL itu termasuk dalam proyek prioritas nasional yang tercantum dalam Perpres Nomor 35 Tahun 2018. Perpres tersebut dijelaskan tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

“Nantinya, proyek ini mengedepankan penguraian sampah secara efektif, sehingga bisa menjadikan Kota Semarang bersih dari sampah,” ujarnya.

Ita sapaan akrab Hevearita, juga menyebutkan, akan segera dilakukan Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) antara antara PT PLN dengan PT Bhumi Pandanaran Sejahtera (BUMD Kota Semarang). Meski begitu, penerapan teknologi landfill gas yang saat ini sedang dikerjakan belum sepenuhnya mampu mengurangi volume sampah secara signifikan.

Oleh karena itu, lanjutnya, Pemkot Semarang harus terus melakukan terobosan baru. Di antaranya adalah proyek pembangunan PSEL yang ditargetkan akhir tahun ini mulai berjalan. “Harapannya, ini mampu menjadi solusi atas permasalahan sampah Kota Semarang dan dapat menjadi percontohan bagi kota-kota lain,” katanya.

Sementara itu, Direktur Perencanaan Infrastruktur BKPM, Heldy Satrya Putera mengatakan total kebutuhan investasi proyek ini masih terbuka sesuai dengan pemanfaatan teknologi yang ditawarkan pelaku usaha. “Lingkup proyek antara lain Design, Build, Finance, Operate, Maintain, dan Transfer (DBFOMT) dengan masa konsesi selama 20 tahun ditambah dengan masa konstruksi selama 2 tahun,” ujar Heldy.

Pengembalian investasi dilakukan dengan menggunakan mekanisme tipping fee dengan penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII). “Ini memang skema kerja sama antara Pemkot Semarang dengan badan usaha. Market sound ini memulai kerjasama. Investor yang kami undang adalah investor yang punya pengalaman pengelolaan sampah,” ujarnya.

Selain itu pihaknya juga mengundang institusi keuangan agar para investor dapat langsung berinteraksi dengan institusi keuangan. Sehingga institusi keuangan juga dapat melihat proyek PSEL ini dari sisi bisnis, hukum, maupun risiko-risiko yang ada. (*)

editor : ricky fitriyanto