SEMARANG (jatengtoday.com) – Pembebasan lahan tol Semarang-Demak masih alot. Hingga September 2020 ini, baru 5 bidang yang dibebaskan dari 426 bidang di seksi I. Smementara di seksi II, ada 227 bidang dari 1.314 bidang yang telah dibebaskan.
Pembebasan lahan terganjal dana. “Tapi sekarang Kementerian Keuangan sudah Rp 1,3 triliun untuk ini. Jadi harus segera dikebut,” terang Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso saat meninjau lokasi pembangunan Jalan Tol di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Rabu (9/9/2029).
Dia mengakui, progres penyiapan lahan tol ini memang sangat lambat. Apalagi penentuan lokasi untuk jalan tol ini sudah disiapkan sejak 2016 silam.
Dia mencontohkan di Desa Sidogemah ada 513 bidang tanah 70 persennya berupa rumah warga, 84 bidang di Kadilangu berupa tanah wakaf, dan 64 bidang berupa tanah kas desa. ” Dari total 1.605 bidang dengan luas 5.351.033 meter persegi, yang tersebar di 6 kecamatan dan 15 desa, baru 274 bidang atau setara dengan 17,07 persen yang dibebaskan, memang yang terbanyak ada di sesi I yang terendam air,” paparnya.
Karena tidak segera dieksekusi, masyarakat yang kena rob makin menderita. Mereka tidak bisa melakukan perbaikan rumah maupun lingkungan tapi tidak dibayar.
Lebih lanjut, Hadi menuturkan, untuk seksi I yang berupa tanggul laut, pihaknya mendesak agar Kementerian Agraria dan Tata Ruang segera menentukan status apakah termasuk matra darat atau matra laut. Karena ini menentukan lahan dibayar atau tidak.
“Ada 291 bidang sertifikat yang menunggu kejelasan di sesi I. Kami berharap tetap dianggap sebagai matra darat agar masyarakat dapat ganti rugi,” tegasnya .
Seperti diketahui proyek tol sepajang 27 kilometer ini menelan Rp 6,8 triliun. Terdiri dari dua sesi. Sesi I sepanjang 10, 69 kilometer berupa tanggul laut dan sesi II sepanjang 16,31 kilometer, direncanakan selesai tahun 2022. (*)
editor: ricky fitriyanto