SEMARANG (jatengtoday.com) – Geliat musisi band indie di Kota Semarang memiliki keunikan tersendiri. Mereka membawa corak dan warna musik secara independen. Bahkan cenderung membawa kebebasan idealisme, gagasan dan ekspresi yang disampaikan melalui musik.
Mereka cenderung berani melawan industri musik yang dikendalikan pasar. Para musisi indie justru seringkali membawa warna baru di kancah permusikan tanah air. Sebab karya-karya mereka beragam jenis dengan segala keunikannya. Baik eksperimental, kontemporer, folk, orkes, postmodern rock, jazz, klasik, pop alternatif, metal hingga grindcore.
Selain variatif, bobot muatan gagasan dan ide yang diusung para musisi indie label juga cenderung lebih kaya isi ketimbang musisi di jalur major label. Indie tampil bebas dengan gayanya. Tak jarang band indie memuat unsur sastra yang dalam, gagasan liar mulai dari story telling, alam, lingkungan, filsafat, kisah keseharian, vintage, hingga perjalanan menuju Tuhan. Tak melulu membincang kisah percintaan layaknya artis major label yang itu-itu saja.
Namun, entah karena apa musisi indie cenderung sulit untuk bisa terkenal. Meski beberapa musisi indie mampu menembus kancah musik nasional. Sebut saja Efek Rumah Kaca, Payung Teduh, Barasuara, Mocca, Superman Is Dead dan lain-lain.
Tetapi nyaris tak satupun kelompok indie asal Kota Semarang menembus pasar nasional. Di era 90-an, band Rock ‘N’ Roll asal Semarang Power Slaves sempat melambung di kancah permusikan Indonesia.
Tapi diakui atau tidak, musisi Semarang rata-rata tidak mampu bertahan lama, entah apa sebabnya. Power Slaves pun tenggelam ditelan zaman. Jauh sebelumnya, ada grup bernama Nasida Ria, satu-satunya grup kasidah yang melegenda di Indonesia itu berasal dari Kota Semarang. Sedangkan generasi penerusnya belum mampu mengikuti jejaknya.
Kepala Bidang Kesenian Disbudpar Kota Semarang, Agus Joko Triyono mengatakan, fenomena band indie di Kota Semarang perlu mendapat apresiasi. Saat ini, Pemkot Semarang sedang menggagas strategi agar musisi lokal Kota Semarang bisa menasional.
“Saat ini, kami menggandeng provider telekomunikasi agar karya musisi asal Semarang bisa masuk RBT (Ring Back Tone),” katanya.
Selain itu, pihaknya juga bakal bekerjasama dengan sejumlah pihak untuk memfasilitasi musisi Semarang. “Kami akan membuka kanal khusus Semarang di platform musik digital, hingga sinergitas bersama pekerja event di tingkat nasional,’’ jelasnya.
Melalui kerja sama seperti itu, lanjutnya, diharapkan musisi Semarang punya ruang yang lebih untuk dapat dikenal di tingkat nasional. “Pemerintah Kota Semarang terus berupaya untuk mengangkat nama Semarang di lingkup nasional, bahkan internasional. Termasuk bidang musik,” katanya.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengatakan, dalam upaya mendorong perubahan, pengembangan produk kesenian mestinya bisa berperan meningkatkan perekonomian.
“Musisi di Kota Semarang dapat menjadi mitra strategis pemerintah untuk mendorong laju ekonomi di Semarang. Lebih dari sebuah karya seni, kreativitas musisi merupakan sebuah soft power yang dapat meningkatkan perputaran uang,” katanya.
Hendi sapaan akrab Hendrar Prihadi mengakui, saat ini daya tarik event musik di Semarang masih bergantung terhadap artis dari ibu kota. Ia mengaku kesulitan ketika mendorong agar konten lokal lebih ditonjolkan. “Di satu sisi, konten lokal sendiri belum bisa menjadi daya tarik untuk mengundang penonton yang banyak,’’ katanya.
Pihaknya mengaku telah memerintahkan Dinas Kebudaayan dan Pariwisata untuk memberi perhatian khusus dan terobosan baru, agar musisi di Kota Semarang ini bisa memiliki power. Hendi yakin, musisi Semarang bisa sejajar dengan musisi nasional.
“Bahkan ada kasus penyanyi nasional terkenal karena menyanyikan ulang lagu band lokal asal Semarang. Masyarakat tidak tahu kalau lagu itu diciptakan oleh orang Semarang,” katanya.
Lagu tersebut dibawakan oleh penyanyi aslinya tidak banyak penontonnya. Tetapi begitu artis nasional manggung di Semarang membawakan lagu tersebut, justru penontonnya membludak. “Padahal yang punya lagu itu orang Semarang,” katanya. (*)
editor : ricky fitriyanto