in

Konsisten di Jalur Gothic, Cultural Band Luncurkan Single Cahaya Kemenangan

Cultural Band.

SEMARANG (jatengtoday.com) – Cultural Band menjadi salah satu kelompok musik asal Semarang membuktikan eksistensi di tengah menjamurnya band-band baru di Indonesia. Karya single terbaru berjudul “Cahaya Kemenangan” baru saja dirilis di bawah naungan CB Music Production baru-baru ini di plathform digital.

Dengan tetap konsisten memilih jalur musik gothic, band yang diawaki Cahyo Sulistyo (Gitar 1), Anthony (Gitar 2), Sanwariest (Bass), Cahyo Athif (Keyboard), Cahyo Wahyu (Drum), dan Putri Aimee (Vocal), tampil dengan komposisi elegan dan tampak lebih matang.

Khas distorsi gitar yang kental dibalut dengan harmonisasi string menjadikan karya musik Cultural terasa nyaman di telinga. Melalui struktur lirik yang ditata dengan diksi apik, mereka hendak bercerita betapa di balik setiap pencapaian seseorang itu ada proses panjang.

“Begitulah apa yang sering disebut proses perjalanan. Sepanjang perjalanan pasti ada perjuangan. Ketika menempuh perjalanan, jangan pernah menyerah dengan keadaan,” ungkap Cahyo Sulistyo, Kamis (2/6/2022).

Lagu ini pun, lanjut Cahyo, juga melewati proses panjang. Berbagai kendala dialami, mulai dari proses recording, mixing hingga mastering. “Proses penggarapan Single Cahaya Kemenangan ini paling lama selama kami membuat lagu-lagu di album sebelumnya. Bahkan butuh waktu hampir satu tahun,” katanya.

Proses recording dilakukan di Studio Strato. Sedangkan untuk mixing dan mastering dilakukan di 96 Studio. “Kendala apapun, kami menganggap bahwa ini menjadi tantangan yang mesti kami selesaikan bersama,” katanya.

BACA JUGA: Usai Tur Terpanjang di Amerika, Band Grindcore Semarang ini Luncurkan Album Baru

Sedangkan untuk proses pembuatan video klip dilakukan di sebuah bukit yang dikenal dengan sebutan Browncanyon. Secara komposisi, lanjut Cahyo, Cahaya Kemenangan merupakan perpaduan komposisi musik gothic dibalut dengan harmonisasi string semi orchestra.

“Terutama sentuhan harmonisasi di intro dan outro. Dengan harmonisasi string semi orchestra, komposisi menjadi lebih soft,” kata pentolan band yang berdiri sejak 2003 silam ini. (*)