in

Manisnya Pamello, Jeruk Super Khas Agrowisata Jollong

PATI (jatengtoday.com)Agrowisata Jollong tidak lagi membudidayakan kopi saja. Tanaman holtikultura berupa buah naga, jeruk keprok dan jeruk pamello juga ditanam di sana.

Perkebunan yang berada di 650-900 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini memiliki 233 hektare kebun kopi, 29 hektare kebun buah naga, dan 44 hektare kebun jeruk keprok dan jeruk pamello.

Jeruk pamello bisa menjadi daya tarik. Buah ini jarang ditemukan di luar Kabupaten Pati. Bentuknya mirip jeruk Bali. Besar, berwarna hijau, dan berbulir besar. Hanya saja, rasanya lebih manis dan getahnya tidak sebanyak jeruk Bali.

Wisatawan bisa memilih dan memetik pamello langsung dari kebun. Untuk menuju ke sana, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX yang mengelola Agrowisata Jollong, menyediakan armada berkapasitas 11 orang. Harga sewanya Rp 150 ribu untuk sekali keliling.

Asisten Kepala Agrowisata Jollong, Nurdiyanto menjelaskan, bagi yang ingin menikmati pamello, bisa dipetik untuk ditimbang dulu. “Harganya Rp 15 ribu per kilogram. Rata-rata, satu buah beratnya sekitar 1,5 kilogram,” terangnya.

Setelah ditimbang, wisatawan bisa langsung menyantapnya. Mengupas pamello bisa langsung pakai tangan, tidak perlu pisau. Kulit luarnya empuk, hanya kulit arinya yang cukup tebal, mirip jeruk bali.

“Kalau dimakan langsung setelah dipetik, manisnya kurang. Sebaiknya disimpan sampai tiga malam dulu agar rasanya optimal,” terangnya.

Kebun jeruk pamello di Jollong hanya berkapasitas 20 ton per tahun. “Karena ini tanaman baru. Tahun depan pasti bertambah,” tuturnya.

Selain pamello, ada juga jeruk keprok dan buah naga yang bisa dipanen langsung dari kebun. Harganya jelas lebih murah dari pasar. (*)

editor : ricky fitriyanto