in

Mahasiswa Undip Olah Limbah Pakaian jadi Kapal Bertenaga Surya

Tim RMD Undip melaunching kapal Diponegoro 2.0 berbahan dasar komposit daur ulang dari serat karbon dan poliester. (istimewa)
Tim RMD Undip melaunching kapal Diponegoro 2.0 berbahan dasar komposit daur ulang dari serat karbon dan poliester. (istimewa)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Tim Research of Marine Technology Universitas Diponegoro (RMT Undip) berhasil mengolah limbah pakaian menjadi material pembuatan lambung kapal.

Bahkan, kapal berbahan poliester tersebut disempurnakan dengan dibikin solar boat atau kapal bertenaga surya.

Kapal tersebut diberi nama Diponegoro 2.0 yang merupakan pembaruan dari karya RMT Undip sebelumnya yang dijuluki Diponegoro 1.0.

Ketua RMT Undip, Ashiro Alexander alias Alex mengatakan, Kapal Diponegoro 2.0 membawa inovasi terbaru dengan menggunakan komposit daur ulang dari serat karbon dan poliester sebagai material utama.

Dia menjelaskan, tren fast fashion atau pakaian sekali pakai mulai menjamur di Indonesua, meskipun belum sepesat di luar negeri.

Padahal, limbah pakaian fast fashion sangat mengancam keberlanjutan lingkungan.

“Limbah pakaian ada banyak jenisnya, salah satunya poliester yang sulit terurai, itu bisa memakan waktu puluhan tahun. Sehingga kita ingin bagaimana dari pakaian bekas bisa bermanfaat,” jelas Alex usai launching Diponegoro 2.0 di Undip, Kamis (3/10/2024).

Alex menuturkan, metode yang digunakan dalam eksperimen spesimen material seperti serat karbon dan poliester adalah uji tarik sesuai standar ASTM D3039.

Ia kemudian membandingkan kekuatan tarik dan kapasitas beban maksimum untuk menentukan kelayakan material dalam membangun lambung kapal.

Hasilnya, eksperimen menunjukkan bahwa komposit daur ulang poliester memiliki kekuatan mekanis yang sangat baik dan mampu menahan beban signifikan.

“Selain itu juga terbukti layak digunakan dalam pembuatan lambung kapal, dengan keunggulan tambahan berupa pengurangan limbah dan dampak lingkungan,” bebernya.

Proses pengerjaan kapal Diponegoro 2.0 ini memakan waktu sekitar 2,5 bulan.

Rencananya, hasil inovasi ini akan diikutsertakan dalam perlombaan Monaco Energy Boat Challenge pada Juli 2025 mendatang. (*)