SEMARANG (jatengtoday.com) – Siswa-siswi SD Kristen 3 YSKI Semarang diajari membuat wayang suket, lengkap dengan pertunjukannya. Sedikitnya 19 anak, tampak antusias merangkai alang-alang menjadi figur wayang sederhana.
Pelatihan yang dikemas dalam bentuk permainan itu digelar di aula sekolah setempat, Selasa (11/2/2020). Kelompok kesenian tradisi, Wayang Gaga yang menjadi mentor mereka.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Elisabeth Risa mengapresiasi Wayang Gaga dalam memberikan pelatihan kepada anak didik. Sebab, ini sejalan dengan program sekolah terkait pengenalan profesi dan keterampilan kepada para siswa secara berkala.
“Untuk kali ini, kami minta Wayang Gaga mengajari anak-anak membuat kerajinan tiga dimensi. Terdapat 19 anak smart class yang mengikuti pelatihan,” ucapnya.
Program tersebut merupakan langkah yang diambil untuk mengenalkan siswa kepada banyak profesi yang berkembang saat ini. Baginya, siswa jangan hanya dibekali dengan ilmu pendidikan saja melainkan juga pengalaman dan pengetahuan umum lainnya.
“Karena kami tidak bisa menentukan anak-anak berbakat di mana. Maka itu, kami lakukan hal ini agar menjadi jembatan kepada anak apabila mereka menemukan bakatnya,” paparnya.
Dia menilai, Wayang Gaga mampu memberikan bekal yang cukup kompleks kepada para siswa. Salah satunya, pengenalan karakter dengan membuat wayang suket.
“Selain itu anak-anak juga diajak berkreasi membuat cerita sederhana yang mengandung budi pekerti. Bagi saya ini baik sekali untuk diterapkan kepada anak-anak,” tandasnya.
Sementara itu, Koordinator Wayang Gaga, Pambuko Septiardi ingin memberikan pengalaman anak-anak dalam membuat kerajinan tradisional. Baginya, ini merupakan cara agar anak-anak tidak begitu saja melupakan permainan tradisional ketika dewasa.
“Kami rasa, inilah saat yang tepat agar anak-anak memiliki pengalaman dan itu bisa tersimpan di memori mereka hingga dewasa. Setidaknya, dengan mengenal kerajinan tradisional ini anak-anak bisa saja tertarik dan mau mengeksplorasi kerajinan atau bahkan budaya di Indonesia,” jelasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto