KENDAL (jatengtoday.com) – Komunitas Wayanggaga Semarang mengajari anak-anak Desa Mororejo, Kabupaten Kendal membuat wayang kontemporer, Jumat (8/2/2019). Wayang tersebut terbuat dari rumput yang mudah ditemukan di sana.
Koordinator Wayanggaga, Pambuko Septiardi, menjelaskan, dengan mengajari membuat wayang dari rumput, kreativitas anak bisa berkembang. “Rumput mudah ditemukan. Ketika anak-anak bermain, bisa sambil membuat tokoh wayang sesuai imajinasi mereka,” ucapnya.
Tak hanya itu, secara tidak langsung mainan ini juga membuka wawasan baru mengenai mainan tradisional. Pambuko menilai kemajuan teknologi saat ini merupakan salah satu momok yang cukup berbahaya bagi perkembangan psikologi anak.
“Karena itu perlu kegiatan semacam ini. Dan kami selalu berupaya mengajak anak-anak bermain dengan kami. Minimal mereka dua jam lepas dari handphone,” ucapnya.
Dalam workshop kali ini, Komunitas Wayanggaga tidak sendirian. Mereka menggandeng mahasiswa Universitas PGRI Semarang (UPGRIS).
Perwakilan mahasiswa UPGRIS, Dicki Tifani Badi, mengatakan pihaknya berusaha meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi teknologi saat ini.
“Kami menggandeng Wayanggaga agar ada bentuk permainan nyata yang bisa dilakukan oleh anak-anak,” jelasnya.
Dia berharap kegiatan itu dapat memantik kesadaran orangtua agar memperhatikan perkembangan anak.
“Tentunya, secara psikologi kalau terikat dengan teknologi atau handphone tidak baik bagi anak-anak. Mereka perlu hal lain yang tidak mengacu pada itu,” harapnya. (*)
editor : ricky fitriyanto