in

Koruptor Dana Kasda Semarang Sebut Hanya Nikmati Rp2 Miliar tapi Disuruh Ganti Rp21,7 Miliar

Diyah Ayu Kusumaningrum mengikuti secara daring sidang pemeriksaan terdakwa TPPU dana Kasda Kota Semarang. (baihaqi/jatengtoday.com)

SEMARANG (jatengtoday.com) — Koruptor dana Kas Daerah (Kasda) Kota Semarang Diyah Ayu Kusumaningrum mengaku menikmati sekitar Rp2 miliar hasil korupsi untuk membangun rumah pribadi.

Namun, Diyah yang kini menjadi terdakwa tindak pidana pencucian uang (TPPU) itu mengeluh karena ia dibebani untuk mengembalikan Rp21,7 miliar dana Kasda yang hilang.

“Hanya (menerima) kurang lebih Rp 2 miliar itu untuk mbangun rumah, tanahnya saya beli pakai uang sendiri,” ujar Diyah Ayu saat diperiksa sebagai terdakwa di Pengadilan Tipikor Semarang, Rabu (19/10/2022) lalu.

Katanya, ia kecipratan dana Kasda karena dijatah oleh Dody Kristianto selaku kepala UPTD Kas Daerah Pemerintah Kota Semarang (terpidana korupsi dalam kasus yang sama).

Diyah Ayu yang dulu menjabat personal banker manager BTPN Semarang mengaku tahu bahwa dana Kasda sengaja tidak disetorkan ke BTPN. Uangnya dibagi-bagi, selain untuk dirinya juga untuk pegawai kasda dan wali kota.

Sambil menangis, Diyah Ayu membantah dakwaan jaksa yang menyebut aset-aset miliknya berupa tanah, bangunan, apartemen, sampai kendaraan didapat dari hasil korupsi.

Menurutnya, aset yang sekarang disita kejaksaaan itu merupakan hasil jerih payah sendiri. Diyah Ayu membeli dari gaji, tabungan, pemberian orang tua, hingga penjualan aset lain.

Namun, ia kesulitan membuktikan hal tersebut karena saat ini sedang menjalani pidana penjara atas kasus korupsi sebelumnya.

“Sebenarnya saya bisa membuktikan tapi karena saya di dalam (Lapas) jadi tidak bisa bergerak. Saya sudah berusaha nelpon teman-teman lama saya, tapi mereka pada nggak mau bantu,” ucap Diyah Ayu.

Dia juga menjelaskan alasan mengapa mempunyai banyak rekening dengan nilai transaksi yang cukup besar. Katanya, ia kerap memindahkan uang dari rekening satu ke rekening lain. Semua dilakukan demi mengejar bunga bank.

“Intinya uang saya itu keluar-masuk, kesannya seperti punya uang banyak, padahal ya cuma itu-itu aja. Saya buka tutup rekening untuk mengejar bunga,” tutur Diyah Ayu. (*)

editor : tri wuryono