in

Kekeringan Terus Bertambah, saatnya Jateng Bangun Seribu Embung dan Seribu Lumbung

SEMARANG (jatengtoday.com) – Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana khawatir, daerah terdampak kekeringan terus meluas.

Pasalnya, dari informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini cukup panjang. Diprediksi, musim penghujan baru datang awal Oktober 2018 mendatang.

Karena itu, pihaknya tengah berupaya mencari solusi untuk mengantisipasinya. Sementara ini, yang dilakukannya masih sebatas droping air bersih.

Dijelaskan, permintaan air bersih dari masyarakat memang mengalami peningkatan. Jika sebelumnya 4884 tangki, saat ini mencapai 5221 tangki air.

“Kekeringan di Jawa Tengah sampai hari ini sudah melanda 30 kabupaten/kota, sudah meminta droping air bersih, yang belum kurang Kota Tegal, Kota Surakarta dan Karanganyar,” bebernya Senin (27/8/2018).

Permintaan droping air bersih paling tinggi, ada di Temanggung dan Cilacap. “Blora yang awalnya kami prediksi cukup parah, justru masih sedikit permintaannya,” imbuhnya.

Dia pun telah menyiapkan anggaran hingga Rp 600 juta untuk memberikan droping air bersih kepada korban kekeringan. “Droping air bersih menggunakan anggaran kabupaten/kota jika habis baru meminta Provinsi. Anggaran untuk mengantisipasi kekeringan ada 600 juta, kalau jadi air, bisa 2.000 tangki nantinya. Ini baru ada permintaan dari Kendal 200 tangki akan kita droping,” terangnya.

Dia berharap, pemerintah daerah segera bergerak untuk menangani bencana kekeringan, sehingga masyarakat bisa mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi. Dicontohkan, Kabupaten Boyolali, sudah menangani kekeringan secara permanen. “Yakni dengan
pengajuan 1000 pipa, untuk penyaluran air sepanjang 4 kilometer. Pipa tersebut bisa mengaliri 230 KK,” tandasnya.

Sementara itu, Pakar Agraria dan Tata Ruang dari Univeristas Diponegoro (Undip) Semarang, Widhi Handoko sudah mengantongi solusi agar Jateng tidak lagi mengalami kekeringan berkepanjangan. Solusi itu pernah dipaparkan saat dia menyandang predikat bakal calon Wakil Gubernur Jateng lalu.

“Program seribu embung dan seribu lumbung. Jika ini direalisasikan, Insya Allah kekeringan di Jateng bisa teratasi,” terangnya.

Ketua DPW Gerakan Nelayan dan Tani (GANTI) Jateng ini menjelaskan, banyaknya jumlah embung yang tersebar, digadang-gadang mampu menyimpan debit air saat musim penghujan. “Nanti saat musim kemarau, sudah ada cadangan air untuk dipakai. Setidaknya areal pertanian dan perkebunan tidak kekurangan air,” jelas pria yang juga pendiri sekaligus Ketua Umum Sarjana Antikorupsi Integritas Indonesia (Sakti) ini. (*)

editor : ricky fitriyanto