SEMARANG (jatengtoday.com) – Terhitung sudah sekitar 8 juta liter air bersih didistribusikan ke wilayah yang dilanda kekeringan. Per Jumat (3/8) ini, total ada 1.770 tanki air bersih yang didistribusikan ke 112 kecamatan dan 276 desa di Jateng.
“Delapan juta liter lebih air sudah terkonsumsi untuk masyarakat. Ini tentunya di luar kebutuhan untuk area pertanian,” ujar Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana, Jumat (3/8).
Pengiriman air bersih ini, lanjut Sarwa, masih menjadi prioritas dari upaya penanggulangan bencana. Beberapa langkah yang sudah dilakukan adalah meminjamkan mobil tanki air eks Bakorwil ke seluruh kabupaten yang membutuhkan guna percepatan distribusi.
“Harapan kami untuk masyarakat yang berdomisili di daerah pegunungan. Ini sangat menyulitkan betul untuk kebutuhan air bersihnya. Karena cuaca ekstrim untuk cuaca kemarau ini juga lumayan tinggi, terutama dari BMKG sudah merilis, ada daerah-daerah yang kemaraunya lebih panjang,” terangnya.
Pihaknya juga akan mengangkat sumber mata air yang ada sebagai solusi atas bencana ini ke depannya. Selain itu, BPBD masih menunggu dana siap pakai dari BNPB.
“Prediksi saya ini akan lebih parah. Tapi tidak terlalu lama karena kategorinya kemarau basah. Kemarin di Kebumen sudah hujan kecil. Tapi khusus tahun ini, kemaraunya sangat ekstrim. Harapan kami September atau Oktober sudah ada yang hujan,” tandasnya.
Sebelumnya, pada pendataan akhir bulan Juli 2018 lalu, tercatat hanya ada 93 Kecamatan dan 221 desa di Jawa Tengah yang terdampak kekeringan. Berdasarkan data BPBD per Jumat (3/8), Kabupaten Grobogan menjadi yang terparah dengan 12 Kecamatan dan 37 desa terdampak.
Kemudian disusul Kebumen dengan 11 Kecamatan dan 27 Desa terdampak. Diikuti Purworejo, Sragen, Cilacap, dan 16 Kabupaten/Kota lainnya yang pada kemarau tahun ini terkena bencana kekeringan. (ajie mh)
editor : ricky fitriyanto