in

Harga Melambung, Pembeli Beralih ke Cabai Layu

Sidak pasar oleh TPID di Pasar Legi Solo pada Rabu (29/1). ANTARA/Mohammad Ayudha

SOLO (jatengtoday.com) – Cabai layu mulai diminati pembeli di Solo, seiring dengan lonjakan harga cabai rawit merah hingga mencapai Rp 76.000-Rp 80.000/kg. Meski sudah tidak segar, cabai tersebut masih layak dikonsumsi.
“Beberapa pembeli tanya, ada cabai yang sudah layu atau tidak. Jadi ya saya jual,” kata salah satu pedagang cabai di Pasar Legi Handayani, Kamis (30/1/2020).
Ia mengatakan cabai yang mulai layu ini dihargai sekitar Rp 15.000-Rp 20.000/kg. Menurut dia, meski cabai layu namun masih cukup enak dikonsumsi. “Tidak sampai keluar ulatnya, hanya sudah empuk, kalau yang masih segar kan cabainya keras,” katanya.
Menurutnya, untuk pengolahan cabai tersebut biasanya hanya digunakan kulitnya, sedangkan biji cabai dipisahkan untuk selanjutnya ditanam. Kulit cabai yang sudah dipisahkan dari biji bisa diolah dengan cara direbus atau dikeringkan terlebih dahulu.
Senada, pedagang lain Sri Lestari mengatakan semenjak harga cabai melonjak, konsumen mulai banyak mencari cabai yang mulai layu. “Biasanya digunakan untuk sambal, kebanyakan yang cari itu penjual makanan yang ada sambalnya. Memang harganya jauh lebih murah,” kata dia.
Sejak beberapa minggu terakhir harga cabai terus mengalami kenaikan seiring dengan memasuki musim hujan. Meski demikian, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang melakukan sidak pada Rabu (29/1) masih akan mengidentifikasi penyebab kenaikan harga tersebut.
“Apakah memang karena hujan sehingga panen terbatas atau alasan lain,” kata Wakil Ketua TPID Surakarta Bambang Pramono.
Terkait hal itu, tidak menutup kemungkinan TPID akan mendatangkan pasokan cabai dari daerah lain yang hingga saat ini produksinya masih relatif normal, salah satunya dari Jawa Timur. (ant)
editor : tri wuryono