SEMARANG – Melonjaknya harga beras tingkat medium di pasar diprediksi akan kembali stabil pada akhir Januari mendatang. Sebab, nyaris semua sawah di Jateng sudah mulai memasuki panen raya.
Sekda Jateng, Sri Puryono menjelaskan, sejumlah bupati, sudah menginfokan bahwa minggu depan, petani di daerah mereka sudah mulai panen. Pemprov Jateng tinggal mengawal distribusinya saja. “Sentimen pasar harus dicermati,” tutur Puryono yang juga menjabat sebagai ketua Tim Pemantau dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jateng, Senin (16/1/2018).
Untuk menstabilkan sekaligus menjaga harga beras agar tidak ‘liar’, TPID menggandeng Bulog akan rutin menggelar operasi pasar. Rencananya, hari ini, Rabu (17/1), operasi pasar digelar di sejumlah titik di tiga wilayah. “Semarang, Solo, satunya lagi saya lupa. Sebelumnya sudah ada 65 titik,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo justru meminta Menteri Pertanian, Andi Amran untuk mengkaji ulang kebijakan impor beras. Dia menelpon Andi untuk menyampaikannya. Pengkajian ulang impor beras ini sebagai bentuk keberpihakan pada kalangan petani.
“Barusan saya telepon Mentan, kemarin juga sudah kita laporkan ke Presiden Joko Widodo agar menghitung betul cadangan beras nasional. Ketika cadangan itu dianggap cukup, maka saya minta rastra segera diturunkan, operasi pasar dilakukan,” jelasnya setelah menelpon Andi Amran.
Gubernur berambut putih ini mengaku khawatir jika masuknya beras impor ke Indonesia, termasuk di Jateng, bersamaan dengan panen raya. Hal itu jelas sangat merugikan para petani karena hasil panen mereka tidak diserap pasar.
Meski begitu, Ganjar memaklumi jika derah di luar Jateng yang masih mengimpor beras. “Kala di Jateng sudah swasembada beras. Masih cukup. Nggak usah impor beras,” tegasnya.
Karena itu, Ganjar meminta Dinas Pertanian Provinsi Jateng memastikan daerah mana saja yang akan panen pada Fabruari dan Maret 2018 sebagai perhitungan stok cadangan beras.
“Ini mesti dihitung betul, kalau impor beras terjadu dan dua bulan lagi turun atau masuk ke tanah air. Saya khawatir masuknya impor beras pas panen rata sehingga harga beras nanti jatuh lagi, kita coba antisipasi berdasarkan pengalaman kemarin,” ujarnya.
Setelah diketahui jumlah cadangan beras di Jateng, Bulog diminta langsung melakukan tindakan yang diperlukan, terutama di sentra-sentra yang mengalami kenaikan harga beras cukup fluktuatif. “Jangan bicara tolak impor beras atau tidak, itu terlalu ekstrem dan nanti jadi provokatif. Kami mau menghitung kondisi sebenarnya supaya pemerintah mau bertindak,” imbuhnya.
Ganjar pun meminta Bulog menyediakan perangkat untuk mengeringkan gabah yang dibeli dari petani sehingga dari petani bisa dibelu dalam kondisi seperti yang ada pada Peraturan Menteri Pertanian. “Saya juga minta TPID Jateng turun. Kepolisian juga turun, mudah-mudaham tidak ada pihak yang memainkan ini,” ujarnya. (ajie mh)
Editor: Ismu Puruhito