SEMARANG (jatengtoday.com) – Jumlah pemudik yang datang ke Jateng sempat melonjak pada Maret 2020 lalu. Namun pada April 2020 ini, jumlahnya berangsur menurun signifikan.
Lonjakan tertinggi terjadi pada Minggu terakhir Maret. Terutama pada tanggal 31 Maret yang mencapai 131.977 pemudik. Begitu terjadi gelombang mudik yang besar tersebut, berbagai pihak, termasuk Gubernur Ganjar Pranowo langsung mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurungkan niat mudiknya demi mencegah persebaran penularan Covid-19.
“Syukur alhamdulilah jumlah pemudik semakin menurun. Saya ucapkan terimakasih kepada masyarakat yang masih bertahan,” jelasnya, Jumat (10/4/2020).
Penurunan jumlah pemudik mulai 1 April. Meski sudah ada 489.700 warga Jateng yang telah berada di kampung halaman sepulang dari rantau. Data tersebut terhitung sejak 27 Maret dengan jumlah pemudik yang mencapai 20.500 dan menurun pada 28 Maret menjadi 12.717 orang. Namun pada 29 Maret lonjakan mulai terjadi dengan masuknya 18.941 pemudik. Pada 30 Maret jumlah pemudik meningkat sangat signifikan, dalam satu hari jumlah pemudik sebanyak 72.429 orang.
Lonjakan kembali terjadi 31 Maret dengan masuknya 131.977 pemudik. Pada 1 April jumlah tersebut mulai menurun menjadi 20.005 orang, 2 April ada 15.919 pemudik. Meski pada 3 April kembali terjadi lonjakan dengan masuknya 87.378 pemudik, pada 4 April turun jadi 26.919, 5 April jadi 38.098. Baru pada tanggal 6 April jumlah pemudik benar-benar turun drastis dengan hanya 6.361 pemudik dan 7 April hanya 4.636 pemudik yang masuk ke Jawa Tengah.
“Sampai hari ini kalau kita lihat persentase terjadi penurunan. Maka saya berterimakasih betul masyarakat sudah menaati ketentuan ini. Sudah banyak dari negara lain juga menyampaikan, pak kita tetap bertahan dan tidak mudik. Dengan berbagai alasan,” tegasnya.
Untuk mereka yang tetap bertahan tersebut dia memastikan, pemerintah akan mencukupi kebutuhannya, minimal kebutuhan dasar yang akan disalurkan oleh pemerintah pusat. Dia juga mengatakan, setelah rapat dengan beberapa menteri Kamis (9/4/2020) sore, untuk distribusi bantuan akan dilakukan Minggu depan.
“Tidak boleh kita diamkan begitu saja, (yang tidak mudik) mesti kita urus. Agar pengorbanan mereka untuk tidak mudik tidak membawa tambah sengsara, setidaknya pada kebutuhan dasar mereka,” katanya.
Sanksi untuk ASN yang Mudik
Selain larangan mudik kepada masyarakat yang berada di luar daerah, Ganjar juga menginstruksikan agar para pegawai negeri sipil menahan diri untuk tidak pulang kampung. Terlebih Kemenpan RB telah mengeluarkan surat edaran tentang pelarangan tersebut.
“Akan ada sanksinya, ini masih kita bahas,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) telah mengeluarkan aturan baru yang melarang Aparatur Sipil Negara (ASN) atau PNS untuk melakukan aktivitas mudik selama virus corona masih menyebar.
Kebijakan itu tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 41 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pembatasan Kegiatan Berpergian ke Luar Daerah dan/atau Kegiatan Mudik bagi Aparatur Sipil Negara Dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19. (*)
editor: ricky fitriyanto