“Kerajinan batik maupun lainnya saat ini Jawa Tengah masih menduduki peringkat keempat. Kami ingin kerajinan Jawa Tengah, khususnya batik, bisa ikut bersaing di kancah Indonesia,” kata dia.
Untuk itu, Pemprov Jateng mendorong pelaku UMKM dan desainer batik tidak hanya menjual produk dalam wujud selembar kain. Namun benar-benar dirancang dengan cita rasa fashion yang apik.
“Tahun ini, Jawa Tengah membuat gebrakan agar batik dapat didesain oleh desainer desainer terkenal,” lanjutnya.
Wakil Ketua Dekranasda Jateng Rini Sri Puryono berpendapat, Jateng dikenal sebagai salah satu provinsi penghasil batik dengan cita rasa seni yang tinggi. Selain karena akar budaya yang kuat, Jateng juga memiliki pengrajin batik yang sangat produktif dalam menghasilkan kain-kain batik dengan teknik dan ciri khas masing-masing kabupaten/kota.
“Event Jateng In Fashion ini dengan harapan menjadi agenda tahunan dan pada saatnya nanti menjadi event yang setara dengan fashion-fashion nasional yang terlebih dahulu dilakukan oleh beberapa daerah, seperti Jakarta, Yogyakarta, Makassar dan lainnya,” ujarnya.
Rini berharap, gelaran Jateng in Fashion 2019 yang perdana digelar ini dapat memotivasi pengrajin batik agar mampu berkreasi dan memproduksi kain batik menjadi aneka produk siap pakai sebelum dijual, seperti pakaian hingga aneka aksesoris.
Desainer kondang asal Kota Semarang, Ina Priyono menyambut baik penyelenggaraan Jateng in Fashion 2019. Pasalnya, di Jateng ada lebih dari seratus desainer, namun yang aktif mengikuti peragaan busana untuk memamerkan karya rancangannya baru sekitar 60 desainer. “Kami berterima kasih kepada Pemprov Jateng karena dunia fashion kita di Jawa Tengah bisa terangkat dan menjadi tujuan wisata,” paparnya. (kom)
editor : ricky fitriyanto