SEMARANG (jatengtoday.com) – Puluhan seniman bakal beradu kreasi membatik becak di seputar Gedung Monod Diephuis, Kawasan Kota Lama Semarang, besok, Minggu (20/5) siang. Mereka akan memperebutkan total hadiah Rp 5 juta.
Lomba ini sekaligus menjadi bentuk corporate social responsibility (CSR) pemilik Gedung Monod Diephuis, Agus S Winarto. Pasalnya, 13 dari 30 becak yang dibatik itu akan akan dihibahkan kepada para penarik becak untuk dioperasikan di Kawasan Kota Lama Semarang.
“Karena itu kami berharap para peserta bisa mempercantik becak yang kami sediakan agar Kota Lama bisa lebih berwarna,” jelasnya, Sabtu (19/5).
Ketua Panitia lomba Mbatik Becak, Ismu Puruhito menjelaskan, peserta lomba terdiri dari perorangan dan kelompok. Mereka tidak hanya berasal dari Semarang. Ada yang dari Kendal, Demak, dan beberapa wilayah lain di sekitar Semarang. “Ada dari komunitas, perorangan, sampai sekolah,” bebernya.
Para peserta, lanjutnya, bebas memilih tema batik. Teknik penggarapannya pun tidak dibatasi. Termasuk piranti yang digunakan. Panitia hanya menyediakan cat, thinner, dan kuas dalam jumlah terbatas. “Tiap peserta diperbolehkan menambah cat atau peralatan lain, sesuai style mereka masing-masing,” jelasnya.
Nantinya, tiga juri yang terdiri atas Hary Prasetyo (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang), Handry TM (Dewan Kesenian Semarang) dan Syakir (Guru Besar Jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang) yang akan menilai. Yang dinilai meliputi kesesuaian tema, keindahan, kerapian, dan kreativitas
“Hasil karya lomba wajib diupload di Instagram dan Facebook masing-masing peserta dengan menandai akun Instagram @jatengtoday.com dan Facebook jateng today, serta di-tag ke 3 orang teman,” papar Ismu.
Penilaian dan pengumuman akan dilakukan hari itu juga. Peserta yang menyabet juara 1, akan mendapatkan hadiah berupa uang pembinaan Rp 2 juta, Juara 2 Rp 1,5 juta, Juara 3 Rp 1 juta, Juara Harapan 1-3 masing-masing Rp 500 ribu. “Pemenang akan diumumkan setelah acara buka bersama di Gedung Monod Diephuis,” pungkasnya. (ajie mh)
editor : ricky fitriyanto