
Dikatakannya, kawasan Kota Lama saat ini masih dalam proses pembangunan. Namun masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang belum digarap. Termasuk keberadaan benteng kuno di Kota Lama.
Irwansyah menjelaskan, posisi benteng tersebut saat ini terpendam di dalam tanah pada kedalaman 1-2 meter. Terpendamnya benteng di Kota Lama ini tak terlepas dari adanya pengembangan infrastruktur transportasi kereta api di era Belanda. “Salah satunya dampak pembangunan Stasiun Tawang memotong salah satu benteng. Era Belanda memang membawa banyak perubahan peradaban termasuk adanya transportasi kereta api,” kata Irwansyah.
Lebih lanjut, benteng tersebut pernah dilakukan ekskavasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB). “Pihak BPCB juga akan melakukan kajian lagi. Yang jelas, prinsipnya dalam pembangunan kota tidak boleh ada suatu wilayah yang bangunannya tidak berfungsi, bermanfaat, ataupun berdayaguna. Bangunan cagar budaya setelah dirawat juga akan menjadi potensi yang lebih produktif,” ungkapnya.
Mengapa kesannya kawasan Kota Lama seperti “dianak-emaskan” dengan digelontor banyak anggaran? Irwansyah menjelaskan, bahwa memang kawasan Kota Lama menjadi salah satu kawasan lama yang struktur bangunan kotanya masih relatif utuh dan berada di satu kesatuan wilayah.