SEMARANG – Sebanyak 137 pedagang yang merupakan kelompok pedagang spare part motor di Kelurahan Rejosari Semarang Timur, bakal ‘digusur’ alias direlokasi tahap pertama ke Pasar Klitikan Penggaron usai pesta Tahun Baru, atau awal Januari 2018 mendatang.
Ini menjadi pemindahan tahap awal yang sesuau rencana bakal merobohkan sebanyak 2.172 bangunan. Jumlah tersebut merupakan bangunan kios permanen pedagang kaki lima (PKL) maupun hunian liar di bantaran Sungai Kanal Banjir Timur yang tersebar di 12 kelurahan.
Pemindahan tersebut sebagai tindaklanjut untuk mendukung pembangunan normalisasi Banjir Kanal Timur agar bisa segera dimulai.
“Pembangunan tempat relokasi di Pasar Klitikan Panggaron saat inii telah 100 persen selesai. Sehingga siap ditempati para pedagang. Pertama kali nanti ada 137 pedagang spare part motor di Kelurahan Rejosari,” kata Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fajar Purwoto, Jumat (22/12/2017).
Pihaknya mengaku sudah mengomunikasikan apa saja yang dibutuhkan pedagang dalam pemindahan tersebut. “Para pedagang juga sudah mengecek lokasi di Pasar Klitikan Penggaron,” katanya.
Dijelaskannya, para pedagang nanti akan bersama-sama membongkar bangunan sendiri dengan didampingi tim Dinas Perdagangan, kelurahan dan kecamatan. “Kami juga akan menyiapkan operasional, truk untuk mengangkut barang-barang bekerjasama dengan Kodim dan Satpol PP,” katanya.
Jika tidak ada jadwal yang bergeser, pemindagan tahap pertama ini dilakukan pada tanggal 5 Januari 2018. Harapannya awal Februari sudah bisa dimulai pembangunan normalisasi Banjir Kanal Timur. Kalau alat berat masuk Banjir Kanal Timur pada akhir Desember 2017. Kemudian dilakukan pengukuran-pengukuran kurang lebih membutuhkan waktu 1 bulan.
“Ditargetkan, April mendatang lahan BKT sudah kosong seluruhnya. Karena pemindahan warga BKT ini membutuhkan waktu cukup lama,” kayanya.
Pihaknya mengaku sudah melakukan validasi data untuk memberikan tanda atau penomoran kios di Pasar Klitikan Penggaron. “Nanti akan kami sinkronkan dengan data hasil study Larap. Karena acuan kami kan hasil study Larap,” katanya.
Apabila ada kekurangan fasilitas, pihaknya berjanji akan melengkapi pada 2018 dengan disiapkan anggaran Rp 5 miliar. “Kami akan membangun fasilitas workshop sebagai fasilitas bengkel mobil. Misalnya mau ganti onderdil, ban, dan seterusnya nanti bisa menggunakan fasilitas workshop itu,” katanya. (Abdul Mughis)
Editor: Ismu Puruhito