SEMARANG (jatengtoday.com) – Aliansi Peduli Tambakrejo beserta warga setempat mempertanyakan komitmen Pemkot Semarang pasca melakukan penggusuran di Kampung Tambakrejo, Kelurahan Tanjungmas, Kecamatan Semarang Utara.
Pasalnya, warga yang terdampak penggusuran akibat proyek normalisasi sungai Banjir Kanal Timur (BKT) tersebut sempat dijanjikan untuk dibangunkan 3 bedeng atau hunian sementara. Namun, hingga saat ini, baru 2 bedeng yang dibangun.
Perwakilan Aliansi Peduli Tambakrejo, Amri menyebut, pihak yang paling bertanggung jawab atas hal ini adalah Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana sebagai tangan panjang Pemkot Semarang yang mengurusi proyek tersebut.
Pada saat itu, kata Amri, berdasarkan kesepakatan bersama Wali Kota Semarang dan Gubernur Jawa Tengah, BBWS akan membangun 3 bedeng sembari menunggu pembangunan rumah deret di kawasan tersebut.
“Pemenuhan ini mendesak diberikan karena berhubungan dengan keamanan dan kesehatan di Tambakrejo,” ujar Amri saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk “Normalisasi BKT Kota Semarang Jalan Terus, Nasib Warga Tambakrejo Bagaimana?”, di John Dijkstra Cafe/LPUBTN Kota Lama Semarang, Jumat (9/8/2019).
Hal itu dibenarkan oleh Ketua RT 05 RW 16 Tambakrejo, Rahmadi, selaku perwakilan warga.
Meskipun dia berterima kasih karena sudah diurusi oleh Pemkot, namun dirinya sedikit prihatin dengan kondisi warganya saat ini. Tentu saja karena dari 2 bedeng yang ada, belum dapat menampung 97 KK yang tinggal di Kampung Tambakrejo.
“Kami masih kekurangan huntara, kami butuh sekali, ini sangat urgent, apalagi sebentar lagi musim hujan. Kami khawatir barang-barang kami yang diluar terkena hujan,” ujar Rahmadi.
Dikatakannya, dari 2 unit huntara, satu keluarga hanya mendapat jatah 3×4 meter saja. Ukuran tersebut hanya cukup untuk tidur. Sedangkan, peralatan dapur masih diletakkan di luar huntara.
Dia berharap, BBWS Pemali Juana segera membangun kekurangan huntara.
Dalam diskusi tersebut, selain warga Tambakrejo dan Aliansi Peduli Tambakrejo, juga dihadiri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Jateng Eko Yunanto, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai dan Pantai BBWS Pemali Juana Dani Prasetyo, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Semarang Widoyono, dan Pakar Tata Kota Unissula Mila Karmila. (*)
editor : ricky fitriyanto