in

Barito Bakal Pindah di Sini, Pedagang Minta Pemkot Jangan Salah Konsep!

SEMARANG (jatengtoday.com) – Riwayat pusat perbelanjaan onderdil atau suku cadang kendaraan kawasan Barito di sepanjang bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) segera tamat.

Pasalnya kawasan yang menjadi ikon pusat klitikan di Kota Semarang tersebut harus rata dengan tanah karena kawasan tersebut akan dilakukan pembangunan normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur (BKT).

Saat ini, ratusan pedagang Barito masih dalam proses perpindahan menuju tempat penampungan sementara kurang lebih tiga tahun di kawasan relokasi Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Namun untuk jangka panjang, direncanakan pusat onderdil kendaraan Barito ini akan dibangunkan tempat permanen di kawasan Pasar Waru Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari.

Pihak Dinas Perdagangan Kota Semarang bersama paguyuban pedagang Barito telah melakukan survey lokasi tempat baru tersebut.

“Kami sudah melakukan survey lahan pembangunan kios permanen untuk pedagang Barito. Mereka juga telah menyetujui tempat tersebut, maka segera dilanjutkan dengan rencana pembuatan DED (detail engineering disign),” kata Fajar Purwoto, Sabtu (2/3/2019).

Dikatakannya, saat ini pedagang Barito masih menempati relokasi sementara di area Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). “Di lahan tersebut akan dibangun bangunan baru untuk relokasi pedagang Barito Karangtempel. Rencana pembangunan akan dimulai tahun 2020, direncanakan selesai 2021,” katanya.

Fajar menjelaskan, dalam pembangunan pusat onderdil kendaraan pedagang Barito ini diperkirakan akan dibangun 800 kios lebih.
Lahan seluas 5 hektare tersebut milik Pemkot Semarang. Saat ini masih berupa tambak.

“Tak lama lagi segera dilakukan pengurukan
dengan tanah dari hasil normalisasi Banjir Kanal Timur. Selanjutnya dilakukan pengerasan, baru setelah itu dilakukan pembangunan kios-kios,” katanya.

Dikatakan Fajar, pihaknya siap bekerjasama dengan paguyuban pedagang untuk mendesain pembangunan pasar. Ukuran kios diperkirakan masing-masing bisa 4×5 meter dan cukup dua lantai.

“Kami mengutamakan agar pedagang maupun pembeli bisa nyaman dan aman,” kata Fajar.

Lahan tersebut dinilai cukup memadai untuk diberikan berbagai fasilitas yang dibutuhkan pedagang. “Diperkirakan butuh empat pintu masuk untuk memudahkan pengunjung, karena tempatnya cukup luas,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Barito Karya Mandiri, Rohmad Yulianto mengatakan, pihaknya telah mengecek lokasi. Melihat luasan lahan tersebut, pihaknya menyatakan sepakat apabila bangunan permanen pusat onderdil kendaraan dan lain-lain yang semula di Barito dipindah di lokasi tersebut.

Tetapi ia meminta agar jangan sampai Pemkot Semarang salah konsep. Termasuk desain harus dipersiapkan dengan melibatkan paguyuban pedagang.

“Kios-kios pedagang Barito di bantaran Banjir Kanal Timur itu unik. Bayangkan, kios di Barito ini tidak terputus dari ujung selatan hingga utara, yakni terdapat 475 kios. Bahkan ini deretan kios terpanjang di Indonesia. Pedagang Barito ini juga menjadi ikon Kota Semarang, yakni sebagai pusat perdagangan onderdil kendaraan,” katanya.

Maka dari itu, lanjut Yulianto, pihaknya mewanti-wanti agar Pemkot Semarang dalam melakukan pembangunan tetap memperhatikan kebutuhan pedagang dan menjaga ikon “Barito” ini. “Kami berharap pembangunan ini seluruhnya dibiayai menggunakan APBD Kota Semarang,” katanya. (*)

Editor: Ismu Puruhito