Baihaqi Annizar
SEMARANG (jatengtoday.com) – Di Semarang kini mulai banyak bermunculan kedai yang menyediakan gelato alias es krim khas Italia. Salah satunya Mondo Gelato yang terletak di Jalan Singosari Raya No. 9, Wonodri, Kota Semarang.
Tempat tersebut menyediakan lebih dari 38 varian rasa gelato yang patut untuk dicoba. Pengunjung bisa memilih berbagai macam rasa, dari yang standar hingga yang kekinian, seperti rasa oreo, snicker, nutella, dan matcha. Namun yang paling istimewa disini rasa vanilla charcoal.
“Bahkan ada juga gelato (es krim khas Italia) yang rasanya Jawa banget, seperti rasa kemangi, sere, jahe,” ujar Manager Mondo Gelato, Orina Nirmala Santi.
Setiap hari, pengunjung memenuhi kedai yang baru dibuka sejak 2 Juli 2018 itu. Mereka bisa memesan gelato sembari menikmati suasana ruangan dengan nuansa klasik modern. Interior yang dibuat juga instagramable, cocok buat yang senang berswafoto.
Lagi Tren
Gelato ini, kata Orin, di Semarang sudah mulai ngetren. Banyak orang-orang yang memilih gelato daripada es krim biasa. Sebab, tekstur dari gelato berbeda, lebih lembut. “Lembut, nggak keras kaya es krim biasa,” imbuhnya.
Dia menambahkan, bahan pembuatannya juga berbeda. Jika es krim bahannya lebih banyak gula atau krimnya, gelato lebih banyak susunya. Susunya juga bukan susu biasa, tapi yang rendah lemak.
Cara pembuatan gelato sendiri cukup ribet. Butuh waktu dua hari untuk membuatnya. Orin menyontohkan yang rasa cokelat, bahannya dari cokelat batangan asli yang dilelehkan, lalu diberi campuran susu dan gula. Bahan itu kemudian didiamkan selama minimal 8 jam, baru setelah itu jadi es krim.
“Jadi 2 hari pembuatannya. Biar teksturnya terjaga, bisa disimpan sampai lama. Dengan begitu biasanya bisa tahan sampai satu bulan,” bebernya.
Untuk bisa menikmatinya, pengunjung bisa membelinya dengan harga yang cukup terjangkau. Tersedia dari yang harga Rp 20 ribu hingga Rp 80 ribu. Pembeli juga bisa merequest lebih dari dua variasi rasa dalam satu cup gelato. Kedai Mondo Gelato ini buka mukai pukul 11.00 hingga 22.00. (*)
editor : ricky fitriyanto
