SEMARANG (jatengtoday.com) – Menanggapi viralnya kabar terkait klaster baru yang disebut “Warung Bu Fat”, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang Moch Abdul Hakam membenarkan adanya klaster baru di sebuah rumah makan di Kelurahan Krobokan, Kota Semarang.
Namun pihaknya tidak tahu menahu terkait nama rumah makan dan daftar nama positif yang viral melalui berbagai WhatsApp grup.
“Memang benar ada klaster rumah makan di daerah Krobokan. Sampai saat ini masih dalam penanganan dan penelusuran. Namun saya tegaskan bahwa informasi tempat makan beserta nama-nama yang tersebar di WAG seperti sekarang ini bukan resmi dari Dinkes,” jelas Hakam, dikonfirmasi jatengtoday.com, Jumat (11/9/2020).
Dikatakannya, semua nama pasien konfirmasi Covid-19 dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan penanganan medis. “Itu ada kode etiknya, bahwa nama pasien dilindungi, kan ya nggak mungkin kita sebar-sebar. Termasuk nama rumah makannya. Jika sampai tersebar, berarti ada oknum yang kurang bertanggung jawab, dan saya pastikan itu bukan dari orang Dinkes” ujarnya.
Hakam menjelaskan kronologi penemuan klaster baru tersebut berawal dari salah seorang yang terkonfirmasi Covid-19, diketahui dari sistem infocovid. Kemudian pihak Dinkes Kota Semarang meneruskan info tersebut ke puskesmas setempat untuk segera dilakukan tracing.
“Setelah melakukan pemeriksaan kontak erat pada keluarga pasien tersebut, petugas puskesmas juga melakukan pemeriksaan kepada kontak erat lain yang diketahui memiliki aktivitas di sebuah rumah makan,” bebernya.
Lebih lanjut, kata Hakam, sejumlah 30 kontak erat dilakukan swab test. “Hasilnya 20 terkonfirmasi positif. Saat ini, 18 orang sudah ditangani pihak Dinkes di Rumah Isolasi Rumdin Wali Kota, dua orang lainnya dirawat di rumah sakit karena ada keluhan sesak nafas,” terangnya.
Dia mengimbau agar masyarakat untuk selektif menerima informasi dan tidak mudah percaya jika tidak jelas sumbernya.
“Insyallah semua tertangani dengan baik oleh Dinkes. Jadi mohon masyarakat untuk tidak resah. Sekali lagi bijak menerima informasi. Tetap jaga kesehatan, disiplin protokol kesehatan dengan selalu memakai masker, rajin cuci tangan dan hindari kerumunan,” tegasnya.
Direktur RSUD KRMT Wongsonegoro Susi Herawati saat dikonfirmasi mengatakan , hingga saat ini pihaknya tidak menerima pasien dari klaster “Warung Bu Fat”. “Saya mendengar kabar itu dari media. Tidak ada (pasien dari klaster Warung Bu Fat). Mungkin mereka OTG (orang tanpa gelaja), belum menjadi pasien kami,” katanya.
Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto mengatakan, temuan klaster di wilayah Semarang Barat tersebut diketahui secara cepat. “Sehingga langsung dilakukan tindak lanjut oleh pihak kecamatan dan kelurahan. Itu sudah langsung ketahuan, sehingga Camat langsung memerintahkan untuk melakukan penutupan,” ujarnya. (*)
editor: ricky fitriyanto