SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Prof Syamsul Maarif menyebut, masyarakat yang senantiasa menjaga kearifan lokal di lingkungannya lebih kebal terhadap pengaruh radikalisme maupun terorisme.
“Karena paham radikal tidak bisa berbaur dengan paham lain, bahkan menganggap liyan sebagai kafir thoghut,” jelasnya saat menjadi salah satu narasumber Seminar Pencegahan Radikalisme di Laboratorium Dakwah UIN Walisongo Semarang, Kamis (27/2/2020).
Menurutnya, kearifan lokal biasanya justru menghadirkan harmoni, persatuan dalam keberagaman. Hal itu juga sejalan dengan hasil temuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut local wisdom sangat efektif menangkal paham radikal.
Dalam kesempatan itu Prof Syamsul juga menjelaskan mengenai tipologi dan karakter gerakan terorisme. Semua pihak diimbau agar selalu waspada karena korbannya bisa menyasar siapa saja. Faktanya, sudah banyak menyasar generasi muda, bahkan anak-anak dan perempuan.
Dia berpesan agar tindakan preventif harus dilakukan sedini mungkin demi mencegah terjadinya aksi kejahatan kemanusiaan yang sangat biadab.
Di kesempatan yang sama, Romo Aloysius Budi Purnomo menambahkan pelaku radikalisme dan terorisme tidak memandang agama. Menurutnya, selain di Islam, radikalisme juga ada di agama lain.
“Tidak benar jika radikalisme hanya disematkan kepada agama tertentu, semua punya potensi yang sama. Deradikalisasi yang dibutuhkan masyarakat kita adalah dengan aksi nyata seperti mengadakan perjumpaan-perjumpaan, silaturahim penuh keakraban, seni budaya dan sebagainya yang menebarkan kasih,” paparnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Jateng, Sholahudin Aly mengajak generasi muda supaya aktif membuat konten-konten kontra radikal.
“Menghilangkan radikalisme tentu tidak bisa, yang bisa kita lakukan adalah membendungnya supaya tidak sampai pada tindakan teror dan merusak dengan cara anak muda membuat konten-konten kontra radikal,” terangnya.
Seminar yang mengusung tema “Peran Generasi Muda Kota Semarang dalam Menghadapi Faham Radikalisme” itu diinisiasi oleh PC GP Ansor Kota Semarang bersama Pelita Semarang dan Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo. (*)
editor: ricky fitriyanto