in

Ketua GP Ansor Jateng: Paham Radikal Justru Muncul di Lembaga Dakwah Kampus

SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin Aly menyebut, paham radikal kadang justru muncul di beberapa lembaga dakwah kampus (LDK) negeri yang tidak berbasis agama.

Dampaknya, paham radikal masuk ke berbagai sektor swasta maupun pemerintah lantaran para lulusan LDK kampus atau yang berada di bawah binaannya menduduki posisi tertentu di berbagai perusahaan.

“Mereka sudah punya banyak posisi strategis di beberapa pos. Dan itu yang menopang di beberapa gerakan yang ada,” jelas Gus Sholah saat menjadi narasumber Seminar Pencegahan Radikalisme di Laboratorium Dakwah UIN Walisongo Semarang, Kamis (27/2/2020) malam.

Lebih dari itu, katanya, mereka juga kembali ke kampung halaman dan mendirikan lembaga pendidikan dengan sumber daya manusia yang sepaham sebagai tenaga pendidik.

Namun, banyak dari kelompok tersebut yang menganggap radikalisme hanya sebuah rekayasa. “Orang yang sering koar-koar bahwa itu rekayasa, bisa jadi mereka sudah bagian dari gerakan tersebut,” tegasnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, KH Anashom. Menurutnya, tantangan berjuang di era sekarang cakupannya lebih kompleks.

“Kalau dulu musuhnya jelas. Bukan bangsa sendiri. Bisa diusir. Saat ini yang harus dihadapi bisa tetangga atau saudara sendiri,” katanya.

Kyai Anashom juga menyinggung terkait tugas berat yang diemban Ansor-Banser. “Mereka di satu sisi dituntut harus menjaga kondusifitas dan kedamaian. Akan tetapi disaat yang sama seperti ditantang. Ini rumit. Maka selalu saya sampaikan kalian harus ampuh tapi ora entuk gelut,” katanya.

Seminar yang mengusung tema “Peran Generasi Muda Kota Semarang dalam Menghadapi Paham Radikalisme” ini diinisiasi oleh PC GP Ansor Kota Semarang bersama Pelita Semarang dan Dema Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Walisongo. (*)

 

editor: ricky fitriyanto