SEMARANG (jatengtoday.com) – Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah Prof Syamsul Maarif mengatakan, Jateng masih menjadi salah satu dari 12 daerah zona merah penyebaran radikalisme-terorisme di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Syamsul dalam Rapat Kerja FKPT Jateng. Menurutnya, persoalan tersebut menjadi pertimbangan mendasar dalam penyusunan program kerja FKPT Jateng.
Menurut dia, ke depan FKPT akan mengoptimalkan sumber daya yang ada. Termasuk menjalin kerja sama dengan seluruh stakeholder demi mrncegah paham radikalisme-terorisme di provinsi ini.
“Bidang-bidang di FKPT Jateng yang dipimpin oleh para expert harus bisa mengoptimalkan peran dalam menangkal terorisme yang termasuk kejahatan luar biasa atau extra ordinary crime. Apalagi melihat kondisi Jateng saat ini,” jelas Syamsul dalam keterangan tertulisnya, Kamis (5/3/2020).
Secara rinci dia mengarahkan jajaran pengurusnya supaya menjalin koordinasi yang baik. Pada bidang agama hendaknya berkoordinasi dengan tokoh agama untuk mensosialisaikan paham moderat dalam beragama, mengingat terorisme berhubungan dengan ideologi dalam beragama.
Kemudian, pada bidang media ia mengaku sedikit ketinggalan satu langkah dari kelompok ekstrimis teroris yang gerakannya sudah terstruktur dan masif.
Lalu, pada bidang perempuan dan anak sebagai kelompok rentan harus dikuatkan terus menerus. Terlebih pada bidang penelitian, di mana banyak pihak membutuhkan data ilmiah kita untuk tindakan nyata.
Sekretaris FKPT Jateng Iman Fadhillah menambahkan, program kerja FKPT Jateng sebenarnya bersifat mandatory dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Sehingga, rapat kerja ini untuk mempersiapkan teknis kegiatan yang sudah ditetapkan pada saat Rakernas se-Indonesia pada 18-20 Februari 2020 lalu di Jakarta.
“Selain itu rapat ini untuk mensolidkan pengurus FKPT Jateng yang terdiri dari berbagai unsur tokoh masyarakat yang punya banyak kesibukan,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, dalam waktu dekat lembaganya akan menggelar workshop keagamaan untuk guru-guru.
Kepala Bidang Agama FKPT Jateng Hudallah Ridwan menilai program tersebut merupakan strategi untuk menangkal radikalisme-terorisme di dunia pendidikan.
“Kita tahu bahwa pendidikan merupakan sektor penting yang harus dijaga dari paham radikalisme-terorisme. Maka dengan menggandeng para guru dalam workshop nanti harapannya ide-ide radikal-teror akan hilang dan yang berkembang adalah pendidikan damai yang toleran dan moderat,” tandasnya. (*)
editor: ricky fitriyanto