SEMARANG (jatengtoday.com) – Semarang Classical Music Community menggelar konser perdananya di Gedung Monod Diephuis & Co, Kota Lama Semarang, Sabtu (8/9/2019) malam. Kegiatan yang bekerjasama dengan Komunitas Orart Oret Semarang tersebut dibanjiri penonton.

Pantauan di lokasi, penonton konser musik klasik tersebut dari berbagai usia dan kalangan. Semua berkumpul dalam satu ruangan. Bahkan tak sedikit yang harus berdesak-desakan.
Music Director Semarang Classical Music Community, Saptadi Kristiawan mengatakan, dirinya tak menyangka konser akan disambut baik oleh masyarakat. Apalagi mengingat ini merupakan konser pertama komunitas tersebut.
“Ekspektasi saya dari kemarin tidak seramai ini. Paling cuma beberapa orang, tahunya banyak. Mereka (penonton) mau pada lesehan. Pokoknya ini luar biasa bagi saya,” ujar Saptadi saat ditemui usai konser.
Biasanya, Saptadi lebih banyak tampil bersama orkestra profesional seperti Jakarta Simfonia Orchestra, Jakarta Simfonietta, dan Jakarta Concert Orchestra. Bahkan sudah sering tampil di luar negeri seperti Jepang, Hongkong, Austria, Ceko, hingga Finlandia.
Namun, kali ini ia mencari hal baru. Mendirikan satu komunitas yang bisa dijadikan ajang berkumpul para pemain dan penyuka musik klasik. Saptadi sendiri merupakan pemain Violin yang sudah memulai karir musiknya pada 2005 silam.
Dalam konser bertajuk ‘Nglasikan: Barokan, Menikmati Musik Era Barok Semarang Classical Music Community’ ini menggandeng beberapa pemain musik klasik dari berbagai tim orkestra ternama.
Selain Saptadi, ada Wasita Adi (Violin), Genta Kurnia A (Piano/Harpsichord), Rezky Yahya (Contra Bass), Krishna Pramudya S (Violin), Jimmy Kimosabe (Cello), T Abdi Wibowo (Violin), YN Iwan Pamungkas (Violin), Panji Yudo L (Violin), Arya P K (Komposer), Oscar Artunes (Violin), Odiek Indra F (Trumpet), dan Yudit W (Cello).
Saptadi berharap, dengan lahirnya Semarang Classical Music Community, bisa merangkul sesama penyuka musik klasik, serta menginspirasi generasi muda. Dia juga ingin agar musik klasik lebih dikenal masyarakat luas.
Sementara itu, Ketua Komunitas Orart Oret Semarang, Dadang Pribadi mengungkapkan, pihaknya memang sering menggandeng berbagai pelaku dan penikmat seni. Sehingga, komunitasnya tak hanya turut menginisiasi berlangsungnya konser pada malam ini, namun sudah banyak kegiatan lainnya.
“Kalau malam hari ini, saya (Orart Oret) ini istilahnya hanya fasilitator, mensupport temen-temen di komunitas baru ini untuk bisa tampil, memberikan sumbangsih untuk kotanya,” jelasnya.
Di Orart Oret sendiri, kata Dadang, ada program yang bernama Orart Oret Klasikan. Terhitung, sudah ada ratusan kegiatan yang sudah dilakukan, termasuk acara tersebut.
Dadang juga mengucapkan terima kasih kepada pemilik Gedung Monod Diephuis & Co, Agus Suryo Winarto. Sebab, di banyak kesempatan sudah berkenan membantu.
Salah satu penonton, Ririn Afrianti, mahasiswa Universitas Negeri Semarang mengaku puas mengikuti konser di Kola Lama ini. Dia takjub dengan penampilan para pemainnya.
“Ini kesempatan langka, jarang-jarang di Kota Semarang ada konser musik klasik seperti ini. Kalau inginnya sih, semoga ke depan ada lebih banyak kegiatan seperti ini,” tandasnya. (*)
editor : ricky fitriyanto