in

PSIS Semarang di Persimpangan Jalan

Roger Bonet (kanan) jadi salah satu pemain yang diandalkan PSIS Semarang untuk bertahan di kompetisi BRI Liga 1 2024/25.

SEMARANG (jatengtoday.com) – PSIS Semarang menjalani salah satu musim terburuk di kompetisi Liga 1 Indonesia yang menempatkan mereka di persimpangan jalan, bertahan atau terdegradasi. Masih ada 11 pertandingan ‘final’ harus dilakoni skuad Mahesa Jenar yang berharap pesaing di papan bawah tergelincir dan sedikit sentuhan keberuntungan.

Kompetisi BRI Liga 1 2024/25 sudah menginjak pekan ke-23 atau laga keenam di putaran kedua. Sejauh ini belum ada tanda-tanda kebangkitan yang ditunjukkan PSIS Semarang.

Tim Ibukota Jawa Tengah itu masih di jalur inkonsisten. Enam pekan pertama di paruh kedua kompetisi dilalui Roger Bonet dan kawan-kawan dengan menelan empat kekalahan dan hanya sekali meraih kemenangan.

PSIS sudah membuang 11 poin di kandang ketika dipermalukan Persis Solo, Persib Bandung, Dewa United dan bermain imbang kontra PSM Makassar. Mereka juga tumbang di markas Persita Tangerang. Satu-satunya kemenangan didapat dari kandang PSBS Biak di pekan ke-20.

Serangkaian hasil minor tersebut menempatkan PSIS Semarang di peringkat ke-14 dengan poin 22. Pencapaian ini menjadi jumlah poin terendah yang didapat PSIS setelah 23 pertandingan sejak bermain di Liga 1.

Pada musim debut di Liga 1 2018, PSIS mampu mengemas 26 poin. Semusim berikutnya, Mahesa Jenar mengemas 27 poin. Musim 2020 kompetisi dihentikan karena pandemi Covid-19.

Di musim 2021/22, PSIS Semarang mampu mengumpulkan 33 poin dan 29 poin di musim 2022/23. Pada Liga 1 2023/24, PSIS membukukan 39 poin yang jadi musim terbaik Mahesa Jenar sejauh ini.

Poin Hilang di Kandang

Posisi PSIS Semarang di klasemen saat ini juga dipengaruhi buruknya performa saat berstatus tuan rumah. Jawara Liga Indonesia 1999 tersebut menjadi tim dengan kekalahan kandang terbanyak hingga pekan ke-23.

Total sudah ada 8 kekalahan kandang yang dialami PSIS Semarang. Tim besutan Gilbert Agius hanya sanggup meraih 3 kemenangan dan sekali imbang dari 12 kali penampilan di rumah sendiri.

Itu berarti sudah 26 poin kandang yang hilang dari 36 poin maksimal yang bisa dikumpulkan. Pencapaian ini juga jadi yang terburuk sepanjang sejarah PSIS Semarang di Liga 1. Jumlah tersebut sudah lebih banyak dari kekalahan kandang di musim-musim sebelumnya.

Padahal musim lalu, PSIS menjadi tim kedua terbaik setelah Borneo FC dengan poin kandang terbanyak. Saat itu Mahesa Jenar membukukan 12 kemenangan, 3 kali seri dan hanya kalah 2 kali dengan poin 39.

Pada Liga 1 2022/23, PSIS hanya 6 kali kalah dari 17 laga kandang. Di musim 2021/22 dan 2019, Mahesa Jenar menelan lima kekalahan kandang setelah hanya kalah tiga kali di Liga 1 2018.

Ancaman Degradasi

Dengan poin 22 yang dihasilkan dari 23 pertandingan, sudah seharusnya PSIS Semarang mulai menghitung ulang peluang bertahan atau degradasi. Apalagi tim-tim di peringkat 13 sampai 18 memiliki selisih poin yang rapat.

PSIS memiliki poin yang sama dengan Barito Putera di peringkat 13. Mereka hanya dipisahkan dua poin dari Semen Padang dan Madura United di peringkat 15-16. Sedangkan PSS Sleman dan Persis Solo punya poin 19 dan 18.

Sejak kompetisi bernama Liga 1 di musim 2017, hanya ada empat tim dengan perolehan poin di bawah 25 setelah menjalani 23 pertandingan yang bisa lolos dari jerat degradasi.

Perseru Serui mampu bertahan di Liga 1 2017 meski hanya mengemas 19 poin hingga pekan ke-23. Di akhir kompetisi, Perseru menempati peringkat 15 dengan poin 35.

Perseru kembali melakukannya di Liga 1 2018. Saat itu mereka hanya memiliki 24 poin dan mengakhiri kompetisi di peringkat 14 dengan poin 42.

Berikutnya ada Persela Lamongan yang sukses melakukan ‘come back’ di Liga 1 2019. Tim berjulukan Laskar Joko Tingkir itu terdampar di dasar klasemen dengan poin 20 setelah 23 pekan, tapi berhasil finish di peringkat 11 dengan poin 44.

Barito Putera juga lolos dari degradasi di musim kompetisi Liga 1 2021/22. Laskar Antasari sempat menghuni zona merah hingga pekan ke-23 dengan poin 18 dan menutup kompetisi di peringkat 15 dengan torehan 35 poin.

Liga 1 2022/23 menjadi pengecualian karena di musim tersebut meniadakan degradasi imbas Tragedi Kanjuruhan.

Selanjutnya, Arema FC yang selamat dari ancaman degradasi di Liga 1 2023/24 meski hanya memiliki 21 poin hingga pekan ke-23. Singo Edan akhirnya bertahan di kompetisi kasta tertinggi dengan poin akhir 38 dan menempati peringkat 15.

Peluang Bertahan

Statistik di atas setidaknya menjadi alarm bahaya bagi PSIS Semarang. Dengan kompetisi menyisakan 11 pertandingan, Mahesa Jenar dilarang sering-sering kehilangan poin, terutama di kandang sendiri.

Alfeandra Dewangga dkk masih punya lima laga kandang, termasuk duel dengan sesama tim papan bawah, Barito Putera, Madura United dan PSS Sleman. Dua laga lainnya menghadapi Persik Kediri dan Borneo FC.

PSIS juga masih harus melakoni laga away di kandang Semen Padang yang sama-sama berjuang lolos dari degradasi. Selain itu, mereka juga akan dijamu Arema FC, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, Bali United dan Malut United. (*)